BILIC: Revitalisasi Trotoar di Kota Bandung Tidak Berpihak kepada Kaum Disabilitas

- 20 Februari 2024, 16:30 WIB
PEKERJA mengecat jalur untuk tunanetra saat menyelesaikan proyek revitalisasi trotoar di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Minggu 4 Februari 2018. Beberapa proyek revitalisasi trotoar di Kota Bandung belum juga tuntas memasuki Februari 2018. Warga mulai mengeluhkan pekerjaan yang molor dan mengabaikan faktor keselamatan pengguna jalan.*/DOK. PR
PEKERJA mengecat jalur untuk tunanetra saat menyelesaikan proyek revitalisasi trotoar di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Minggu 4 Februari 2018. Beberapa proyek revitalisasi trotoar di Kota Bandung belum juga tuntas memasuki Februari 2018. Warga mulai mengeluhkan pekerjaan yang molor dan mengabaikan faktor keselamatan pengguna jalan.*/DOK. PR /

BRAGA, MAPAYBANDUNG.COM - Keberadaan trotoar sebagai salah satu fasilitas publik di perkotaan seperti Bandung, tentu harus memberikan kenyamanan bagi semua kalangan tanpa terkecuali kalangan disabilitas.

Ironisnya saat ini sejumlah trotoar di Bandung saat ini belum ramah disabilitas. Ya, meski Pemerintah Kota Bandung merevitalisasi trotoar di beberapa ruas jalan, hal itu belum sepenuhnya dirasakan betul manfaatnya oleh penyadang disabilitas.

Direktur Bandung Independen Living Center (Bilic), Zulhamka Julianto Khadir mengatakan pembangunan trotoar di Bandung memang sudah ada peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Komunitas di Bandung Audit Trotoar Inklusi, Hasilnya Pejalan Kaki Butuh Trotoar Bebas Hambatan

Namun, pembangunan trotoar tersebut kata Zulhamka tidak memperhatikan hak para penyandang disabilitas.

Zulhamka sebagai penyandang disabilitas kursi roda mengaku masih kesulitan mengakes trotoar di Bandung saat ini.

"Contohnya misalkan trotoar saat ini masih banyak untuk naik ke trotoar bidang miring belum dari titik 0 masih curam. Ada unggakan kalau untuk kursi roda sulit naik," ucapnya dalam perbincangan Podcast PRFM, Rabu 7 Februari 2024.

Perbedaan paling mencolok tentang keberadaan trotoar dirasakan betul saat Zulhamka mendapat beasiswa di Australia.

Di Kota Sydney, Zulhamkan menceritakan bagaimana pemerintah Australia memperhatikan trotoar yang sangat ramah penyandang disabilitas.

Sebagai penyandang disabilitas, ujar dia pemenuhan hak mengakses trotoar merupakan sebuah kemerdekaan.

Halaman:

Editor: Asep Yusuf Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x