Ia juga mendorong seluruh elemen masyarakat, khususnya di Kelurahan Babakan untuk memperbaiki perilaku terkait penanganan sampah.
Menurut Ema, masih adanya sampah di aliran air kawasan rumah pompa akan menghambat kerja alat yang semestinya bisa mereduksi potensi banjir di kawasan ini.
“Tugas DLH dan aparat kewilayahan untuk saling mengingatkan. Kita perlu sinergi untuk menghadirkan kondisi kota yang lebih baik,” ujarnya.
Baca Juga: Ambil Sebelum Habis! Link untuk Klaim DANA Kaget 3 Februari 2024, Saldo Rp100 Ribu Langsung Cair
Sedangkan rumah pompa di kawasan Cibaduyut berfungsi mendorong air yang berpotensi menggenangi kawasan jembatan tol (batas kota dan kabupaten) ke anak Sungai Citepus.
Ia juga memastikan rumah pompa ini berfungsi maksimal. Baik itu dari daya dorong dan kekuatan alatnya.
“Secara keseluruhan, potensi genangan air sudah terpecahkan. Kami juga memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Salah satunya kolaborasi simultan dengan rekan-rekan di Pemkab Bandung,” terang Ema.
Baca Juga: Pemilu 2024 Seharusnya Tak Boleh Hanya Sebatas Memilih Pemimpin Saja
Hal yang sama juga berlaku di kawasan Jalan Leuwipanjang, tepatnya di depan Pasar Leuwipanjang. Di sana sudah berfungsi sebuah pompa yang bermanfaat menyedot serta mendorong air hujan yang berpotensi menggenang ke anak Sungai Citepus.
“Sudah ada dua jalur pipa dan semoga tidak ada lagi genangan ekstrem di wilayah sana,” kata Ema.***