Punya Panjang 850 Meter Jalan Legendaris di Kota Bandung Ini Punya Sejarah Unik! Tebak di Mana?

- 11 Januari 2024, 15:45 WIB
Jalan Braga, Kota Bandung.
Jalan Braga, Kota Bandung. /Instagram nurrihsaan

MAPAY BANDUNG - Mempunyai panjang sekitar 850 meter, salah satu jalan legendaris di Kota Bandung ini memiliki sejarah unik yang menarik untuk disimak. Adapun jalan yang dimaksud adalah Jalan Braga.

Jalan Braga adalah salah satu ikon wisata Kota Bandung, kawasan ini bisa membawa kita sejenak mengenang sebagian wajah Bandung tempo dulu. Beberapa kompleks pertokoan di Jalan Braga masih mempertahankan arsitektur pada zaman kolonial Belanda.

Sebagian besar bangunan masih digunakan sebagai tempat perbelanjaan, apotek, kantor, hingga gedung pameran. Informasi terbaru, kawasan Braga masuk ke dalam rencana Pemkot untuk disterilisasi dari parkir kendaraan untuk meningkatkan kenyamanan khususnya bagi para pejalan kaki.

Baca Juga: Meski Sering Macet dan Banjir, Kopo Bandung Punya Sejarah Panjang Lho! Begini Asal Usulnya

“Mengapa harus kita wujudkan? Lagi-lagi branding kita itu adalah kota pariwisata. Satu di antaranya ya Jalan Braga ini,” kata Bambang Tirtoyuliono, dikutip MapayBandung.com dari ANTARA, Kamis 11 Januari 2024.

“Kita semua punya keinginan, salah satu tujuan wisata adalah Jalan Braga agar bisa dinikmati warga Bandung dan luar Bandung,” katanya.

Lantas bagaimana asal-usul penamaan Jalan Braga ini?

Baca Juga: 47 Ribu Warga Kota Bandung Sudah Punya IKD! Begini 7 Langkah Simpel Dapatkan IKD Pengganti KTP

Jalan Braga Bandung
Jalan Braga Bandung Unsplash/Rahadiansyah

 

Jalan Braga adalah salah satu jalan legendaris di Kota Bandung yang terkenal sejak zaman Hindia Belanda. Nama jalan tersebut sampai saat ini masih dipertahankan sebagai salah satu maskot wisata di kota kembang.

Selain sebagai nama jalan, Braga juga saat ini sudah jadi nama kelurahan di kawasan tersebut yang masuk Kecamatan Sumur Bandung.

Dilansir MapayBandung.com dari laman Indonesia.go.id, Kamis 11 Januari 2024, setidaknya ada 4 asal-usul penamaan Braga. Pertama, ada yang menyebut bahwa Braga berasal dari nama Theotila Braga (1834–1924), seorang penulis naskah drama.

Baca Juga: Peserta BPJS dan UHC di Kota BandungTak Terpengaruh Penyesuaian Tarif Puskesmas

Asal-usul tersebut lahir sebab di kawasan ini pernah bermarkas perkumpulan drama bangsa Belanda yang didirikan pada 18 Juni 1882 oleh Peter Sijthot, seorang Asisten Residen. Kedua, Braga diambil dari kata "Bragi", yang merupakan nama dewa puisi dalam mitologi Jerman. Sementara asal-usul nama Braga ketiga berasal dari bahasa Sunda.

Ahli sastra Sunda mengatakan bahwa Braga berasal dari kata “Baraga” yang merujuk pada jalan di tepi sungai. Dan memang, Jalan Braga ini terletak di tepi Sungai Cikapundung. Keempat, sejarah lain menyebut Braga dulunya adalah jalan pedati yang berlumpur. Braga dikenal dengan nama Karrenweg atau Pedatiweg.

Jalan Karrenweg itu menghubungkan gudang kopi milik Andreas de Wilde (sekarang bernama Balai Kota Bandung) dengan Jalan Raya Pos (Jalan Asia Afrika sekarang). Seiring dengan pembangunan Kota Bandung, Jalan Braga mengalami berbagai perkembangan sampah berakhirnya abad ke-19.

Baca Juga: Nabi Muhammad SAW Tunjukan Waktu Mustajab Untuk Berdoa di Hari Jumat, Ternyata Ada di Waktu Ini

Kawasan ini kemudian dipenuhi dengan tempat perbelanjaan bagi warga Eropa yang tinggal di sekitar Bandung, terutama para preangerplanters atau pengusaha perkebunan teh. Pada era penjajahan, Jalan Braga menjadi pusat perbelanjaan ternama tempat mondar-mandirnya kaum berduit.

Karena itu, kawasan Braga sempat dijuluki sebagai De meest Eropeesche winkelstraat van Indie atau komplek pertokoan Eropa paling terkemuka di Hindia Belanda. Hal ini seperti diungkapkan Haryoto Kunto dalam bukunya Wajah Bandoeng Tempo Doeloe (1984).

Jalan Braga saat ini

Baca Juga: Kapan Warga Bandung Dapat Bansos BLT El Nino Rp400 Ribu dan Beras 10 Kg? Ini Jadwal Terbarunya

Jalan Braga, Kota Bandung.
Jalan Braga, Kota Bandung. Dok: Indonesia Travel

Menyusuri Jalan Braga saat ini, bisa membawa kita sejenak mengenang sebagian wajah Bandung tempo dulu. Beberapa kompleks pertokoan di Jalan Braga masih mempertahankan arsitektur pada zaman kolonial Belanda.

Sebagian besar bangunan masih digunakan sebagai tempat perbelanjaan, apotek, kantor, hingga gedung pameran.

Misalnya di bagian yang menghadap ke Jalan Asia Afrika, ada Gedung Merdeka yang didirikan pada tahun 1895. Dulunya gedung ini merupakan Societeit Concordia, dan pernah digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

Tidak jauh dari Jalan Asia Afrika dan Jalan Braga, ada cagar budaya yang kini digunakan sebagai Apotek Kimia Farma. Dulunya bangunan ini merupakan gedung Bank N.I. Escompto Mij.

Ada lagi yang unik, yaitu Gedung Majestic yang dibangun pada tahun 1925. Gedung yang dulunya berfungsi sebagai bioskop ini memiliki bentuk menyerupai kaleng biskuit. Saat ini Gedung Majestic masih digunakan sebagai tempat pameran, pertunjukan musik, dan pemutaran film.

Berjalan kaki sepanjang Jalan Braga, kita bisa menikmati suasana kota Bandung yang berbeda di sana. Di pinggir jalan, kita dapati deretan seniman yang menjajakan lukisan. Pelukis yang ada di Braga kebanyakan berasal dari Jelekong, sebuah kampung pelukis di kawasan Baleendah.

Lukisan mereka pada umumnya bercerita tentang panorama pedesaan, adu ayam, buah-buahan, pacuan kuda, ikan koi, dan kereta kencana. Jika ingin berburu kuliner jadul tempo dulu di Jalan Braga, kita wajib mengunjungi restoran Braga Permai Maison Bogerijen.

Restoran ini dulunya adalah tempat berkumpul orang-orang kelas atas. Menu makanannya kebanyakan khas Eropa. Restoran ini juga menyediakan roti dan kue khas kerajaan Belanda.

Saat ini, Braga Permai masih jadi salah satu tempat vintage yang menghiasi Jalan Braga. Makanan di sana kini lebih beragam, dari mulai masakan khas Nusantara sampai yang western pun bisa dipilih sesuai selera. Selain makanan berat, Braga Permai juga menjual es krim dan aneka cokelat.

Bila ingin makan es krim yang klasik, cobalah ke Sumber Hidangan yang sudah ada sejak 1929. Dekorasinya masih bergaya zaman dulu. Lokasi Sumber Hidangan tak jauh dari Braga Permai. Di sana, kita bisa mencoba es krim jadul dengan aneka rasa seperti kopyor, cokelat, vanilla, dan sebagainya.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah