Meski Sering Macet dan Banjir, Kopo Bandung Punya Sejarah Panjang Lho! Begini Asal Usulnya

- 10 Januari 2024, 12:30 WIB
Kendaraan terjebak macet di Jalan Kopo Bandung, Kamis 23 Desember 2021.
Kendaraan terjebak macet di Jalan Kopo Bandung, Kamis 23 Desember 2021. /Twitter @agungmreza

MAPAY BANDUNG - Kopo adalah salah satu wilayah di Bandung yang mempunyai ruas jalan panjang, membentang dari kawasan Astana Anyar Kota Bandung-Soreang Kabupaten Bandung.

Wilayah Kopo akan selalu menjadi perbincangan warga Bandung karena kepadatannya yang bisa menyebabkan kemacetan lalu lintas. Terlebih jika Bandung sedang dilanda hujan, Kopo selalu ada di berita media sosial karena banjir.

Namun tahukah kamu? Jika Kopo mempunyai asal usul yang menarik untuk disimak. Bahkan, Kopo mempunyai sejarah yang cukup panjang.

Ilustrasi: Banjir di kawasan Kopo.
Ilustrasi: Banjir di kawasan Kopo. Twitter @HusenRR

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Rabu 10 Januari 2024: Bandung Berpotensi Hujan Petir Hari Ini, Hati-hati!

Kopo

Kopo menjadi salah satu daerah terkenal di Bandung Raya. Di Bandung sendiri, ada dua daerah bernama Kopo. Pertama, Kopo yang masuk Kecamatan Bolongloa Kaler, Kota Bandung. Yang kedua, Kopo di wilayah Kutawaringin, Kabupaten Bandung.

Jalan Kopo adalah jalan penghubung kota dan kabupaten Bandung yang sangat penting untuk akses warga. Tak heran, setiap hari terutama pagi dan sore, jalanan ini sering macet.

 

Dilansir MapayBandung.com dari laman kopo.desa.id, Rabu 10 Januari 2024, sejarah Kopo cukup panjang. Begini ulasan selengkapnya.

Baca Juga: Beda Daerah Beda Makna! Inilah 6 Arti Nama Daerah di Kota Bandung Berawalan Kata ‘Ci’, Ada Daerahmu?

Tarik mundur ke zaman Belanda Tahun 1923. Saat itu, desa Kopo dipimpin oleh seorang jawara tenar yang dikenal dengan sebutan Eyang Jawi atau Eyang Kuwu. Dia adalah kepala desa Kopo pertama yang dulu berkantor di Kampung Muara.

Eyang Jawi adalah sosok yang membuat jalan dari batas Blok Tempe (Panjunan) sampai Kampung Pangauban, yang saat ini masuk wilayah Desa Katapang. Dengan pengorbanan tak terbatas baik waktu, harta, dan tenaga, akhirnya jalan tersebut rampung, dan diberi nama Jalan Kopo.

Penamaan Jalan Kopo diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada Eyang Jawi. Kopo, diambil dari nama kediaman Eyang Jawi, yang berada di bawah pohon rindang yang bernama pohon jambu Kopo.

Baca Juga: Asal Usul Nama Cinambo Kota Bandung: Daerah Dipinggir Rawa Gegerhanjuang, Benarkah Artinya Sungai Kering?

Namun, ada juga riwayat yang menyebutkan penamaan Jalan Kopo diberikan karena dulu, untuk menuju kediaman Eyang Jawi atau Lembur Kopo, melalui jalan tersebut. Sehingga sering disebutkan dengan kalimat "Jalan ka Kopo", yang kemudian menjadi Jalan Kopo.

Selain itu ada juga yang menyebut bahwa penamaan Jalan Kopo, adalah sebagai bentuk penghargaan kepada orang Kopo yang membuat jalan tersebut.

 

Di tahun yang sama, dua desa yaitu Desa Muara dan Desa Kopo disatukan dengan meliputi wilayah barat Desa Cibodas, sebelah timur berbatasan dengan Desa Katapang, sebelah selatan berbatasan Desa Padasuka, dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Jatisari dan Gajah Mekar.

Baca Juga: Begini Asal Usul dan Sejarah Kota Banjar Jawa Barat, Benarkah Daerah Ini Hasil Pemekaran Ciamis?

Dua desa yang disatukan tersebut kemudian diberi nama Desa Kopo, dengan kantor Pemerintahan Desa berada di Kampung Kopo. Desa Kopo usai peleburan ini, dipimpin oleh Kepala Desa pertama bernama Mohammad Isak atau yang dikenal dengan Apa Pabrik.

Apa Pabrik sendiri adalah julukan untuk Mohammad Isak karena waktu itu, dia memiliki penggilingan padi, yang merupakan satu dari dua penggilangan padi pertama di Jawa Barat.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah