Berdiri Sejak 18 Tahun Lalu, Jembatan Layang Sepanjang 2,8 KM di Kota Bandung Kini Berubah Nama Menjadi....

- 4 November 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi Kota Bandung. Jembatan Pasupati.
Ilustrasi Kota Bandung. Jembatan Pasupati. /DoK.Humas Kota Bandung

MAPAY BANDUNG - Sebuah jembatan layang sepanjang 2,8 KM di Kota Bandung suda berdiri sejak 18 tahun lalu. Diketahui jembatan layang itu pun menjadi bangunan ikonik di Kota Bandung.

Dulu jembatan layang ini diberi nama dari singkatan dua daerah sebagai penghubung daerah di Kota Bandung.

Akan tetapi sejak setahun yang lalu, jembatan layang ikonik di Kota Bandung ini berubah nama diambil dari tokoh Jawa Barat.

Baca Juga: Telan Dana Rp3 Miliar, Ada Jembatan Gantung Terpanjang se-Asia Tenggara, Lokasinya 3 Jam dari Kota Bandung

Ya, jembatan ikonik di Kota Bandung yang berubah nama itu adalah jembatan Pasupati berganti nama menjadi jembatan Jalan Prof Mochtar Kusumaatmadja.

Dikutip MapayBandung.com dari laman Humas Jabar, pergantian nama jembatan Pasupati menjadi jembatan Jalan Prof Mochtar Kusumaatmadja diresmikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Selasa 1 Maret 2022 lalu.

Diketahui pembangunan Jembatan Pasupati atau Prof Mochtar Kusumaatmadja sudah diinisiasi mulai tahun 1998. Pemerintah meminjam dana sebesar Rp437 miliar ke Negera Kuwait untuk membangun jembatan ini.

Baca Juga: Apes! Warga Bandung Kena Tipu Jasa 'Like dan Follow', Rugi Hingga Ratusan Juta

Namun dalam perjalanannya, pengerjaan proyek Jembatan Pasupati terhenti selama tiga tahun, karena pinjaman dari Kuwait tidak lancar sebab konflik di Timur Tengah.

Penggantian nama jembatan Pasupati menjadi Prof Mochtar Kusumaatmadja ini sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya kepada Indonesia dan Jawa Barat lewat Wawasan Nusantara di kancah internasional.

Wawasan Nusantara merujuk pada cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya sebagai negara kepulauan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah. Wawasan Nusantara tercetus dari gagasan batas teritorial Laut Indonesia melalui Deklarasi Djuanda pada 1957.

Baca Juga: Juaranya Bukan Bandung, Simak 5 Daerah Penghasil Wanita Cantik Terbanyak di Jawa Barat

Namun pada tahun 1982, barulah konsep Wawasan Nusantara ini akhirnya diakui sebagai konstitusi internasional di tingkat Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) berkat perjuangan diplomasi.

Hingga kini Wawasan Nusantara tetap menjadi landasan Indonesia dalam menentukan batas teritorial wilayah sebagai upaya merajut semangat kebangsaan.

“Yang membuat luas Indonesia meningkat 2,5 kali lipat adalah perjuangan Prof Mochtar Kusumaatmadja. Itu poin dari semua poin penting.Pada zaman kolonial Belanda, perhitungannya itu hanya 3 mil dari pantai. Akibatnya, kalau jarak antar pulau jauh, tengahnya jadi milik internasional. Itulah yang membuat kapal-kapal asing bisa seliweran di wilayah Nusantara kita,” kata pria yang kerap disapa Kang Emil.***

Editor: Asep Yusuf Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah