Pelarian tersebut membawa Dipati Ukur ke suata tempat di pinggiran danau Bandung purba di sebelah timur.
Tempat itu dipenuhi oleh tanaman bambu yang sangat lebat. Sehingga walaupun rombongan Dipati Ukur sudah terkepung tentara Mataram, mereka dapat menyamarkan diri dan tidak ditemukan.
Tempat persembunyian tersebut bernama Bojong Awi. Bojong memiliki arti daerah tepian telaga, sedangkan Awi punya arti bambu.
Peristiwa itu dianggap oleh bala tentara Mataram sebagai ujung-nya dari upaya pengejaran yang sangat panjang dalam nga-berung napsu (mengumbar nafsu) untuk menangkap sang Dipati. Maka wilayah tersebut disebut sebagai Ujungberung.
Baca Juga: Jadwal CFD Kota Bandung yang Akan Digelar di Dua Jalan Ini
2. Legenda Tangkuban Perahu
Asal-usul kedua dari nama Ujungberung berkaitan dengan legenda Gunung Tangkuban Perahu.
Diceritakan, Sangkuriang gagal membuat perahu dan telaga dari Sungai Citarum dalam semalam. Pembuatan perahu tersebut adalah permintaan dari Dayang Sumbi, jika Sangkuriang ingin menikahnya.
Namun, sebelum fajar tiba, Sangkuriang gagal memenuhi permintaan tersebut. Sehingga dia pun sangat marah dan ujungnya ngaberung.