Dewan Kritik Pembongkaran Halte TMB di Kota Bandung, Komisi C: Perencanaan yang Gagal

- 26 Juli 2022, 17:30 WIB
Halte bus di depan Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung Jalan Jend. Ahmad Yani salah satu halte bus yang paling sering menjadi sasaran vandalisme dan pelemparan hingga menyebabkan kacanya sering pecah.
Halte bus di depan Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung Jalan Jend. Ahmad Yani salah satu halte bus yang paling sering menjadi sasaran vandalisme dan pelemparan hingga menyebabkan kacanya sering pecah. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

MAPAY BANDUNG - DPRD Kota Bandung mengkritik Pemerintah Kota Bandung yang membongkar puluhan halte Trans Metro Bandung (TMB).

Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Folmer Silalahi, menyebut keputusan pembongkaran halte TMB itu cermin dari perencanaan yang gagal. Folmer meminta Pemkot untuk memberikan alasan yang jelas terkait dengan pembongkaran halte TMB tersebut.

"Bisa disebut gagal perencanaan, mungkin waktu itu kita hanya memikirkan shelter ini menjadi bagian dari elemen kota modern. Seolah-olah kota modern atau kota yang maju itu harus ada shelter," jelas Folmer ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung, Selasa 26 Juli 2022.

Folmer melanjutkan, keberadaan shelter tetap dibutuhkan, karena menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sisi transportasi publik di Kota Bandung.

Baca Juga: Waspada! Polisi Laporkan Jembatan Nanjung-Margaasih Bergoyang dan Membahayakan Bagi Warga yang Melintas

"Apakah memang shelter itu tidak diperlukan lagi sebagai bagian sarana prasarana transportasi publik? Atau posisi shelter nya yang tidak tepat? Atau juga desain bentuk shelter kita tidak nyaman untuk penumpang atau konsumen yang akan menggunakan transportasi publik," kata Folmer.

Dalam referensi Folmer, perkembangan transportasi umum di kota Bandung berbasis rute, usianya sudah belasan tahun. Dengan pertumbuhan kota yang dinamis, masyarakat yang semula mengandalkan transportasi publik seperti angkot maupun TMB mulai bergeser.

"Sekarang sudah banyak alternatif, banyak pilihan. Kita juga harus bisa mengantisipasi itu, dan salah satu langkah yang harus dilakukan berbarengan dengan revitalisasi shelter adalah re ruting dan re tuling dari angkutan-angkutan moda," jelasnya.

Dengan kata lain, pembangunan shelter saat ini harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, termasuk pejalan kaki yang butuh trotoar.

Halaman:

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x