BRT Bandung Segera Mengaspal, Upaya Tekan Rasio Kendaraan Pribadi yang Kini Capai 96 Persen

- 10 September 2021, 06:40 WIB
Ilustrasi BRT Bandung Raya.
Ilustrasi BRT Bandung Raya. /pexels.com/Will Mu

MAPAY BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung menyatakan pihaknya berencana mengembangkan pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) yang melintasi 12 trayek di Bandung Raya.

Bahkan dalam tahap perencanaan, wacana ini diklaim telah diberi dukungna oleh World Bank. Sehingga diharapkan pada 2023, BRT Bandung Raya bisa segera beroperasi.

Kepala Bidang Perencanaan dan Pembinaan Transportasi, Dishub Kota Bandung, Asep Kurnia menyampaikan BRT Bandung Raya itu sebagai upaya pemerintah untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi di Kota Bandung yang jumlahnya mencapai 96,56 persen.

Baca Juga: Jadwal Persib Bandung vs Persita Tangerang Pertandingan Kedua Liga 1

"Ada 12 trayek, sebanyak 6 trayek di Kota Bandung dan 6 trayek di Bandung Raya. Kita hanya siapkan lahan untuk shelternya. Saat ini sudah dilakukan rapat koordinasi dan kajian. Seperti amdal, mitigasi risiko, serta kajian lainnya. Insyaalah akan dioperasikan tahun 2023,” ujar Asep.

Menurut Asep, dengan hadirnya BRT Bandung Raya diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas angkutan umum di Bandung.

Dengan kualitas dan kuantitas yang meningkat, maka Asep menyebut hal itu boleh jadi pengaruh pada peningkatan penggunaan transportasi umum.

Perlu diketahui, rasio kendaraan pribadi di Kota Bandung mencapai 96,59 persen, sedangkan kendaraan angkutan umum 3,4 persen. Sementara rasio pengguna kendaraan atau orang 81,77 persen (pribadi) dan pengguna umum 18,23 persen.

Baca Juga: Kawasan Bandung Timur Segera Dikembangkan! Pemkot Sebut Potensi Ekonomi Berlimpah

“Upaya untuk mengalihkannya, kita meyediakan angkutan umum masal seperti BRT kualitas baik seperti pelayanan TMB,” tutur Asep.

Sementara itu, Kepala UPT Angkutan Dishub Kota Bandung, Yudiana mengungkapkan, angkutan umum di Kota Bandung ada tiga kelompok, yaitu angkutan kota (angkot), TMB, dan Damri. Angkot ada sebanyak 36 trayek yang beroperasi, dari 5.571 sekarang masih beroperasi 60 persen atau 3.000 unit.

"Itu kondisinya masik laik jalan karena tiap 6 bulan melakukan KIR,” Jelasnya.

Sedangkan TMB terdapat 5 koridor dengan 10 armada tiap koridor dan bus sekolah 4 rute. Selain itu, ada juga Bike Share dioperasikan pada 20 titik.

Baca Juga: Daftar Layanan yang Ada di Gerai Pelayanan Publik Summarecon Bandung, Mulai Cetak KTP Hingga Pengiriman Barang

“TMB dari 5 trayek, sekitar 50 kendaraan. Ini masih laik jalan dan lihat survey IKM. Triwulan 1 dan 2, ini nilainya baik," katanya.

"Kita menggandeng konsultan untuk melakukan ini secara independen. Mulai persayarakat, prosedur, waktu pelayanan, produk layanan, kompetensi, kompetensi pelaksana, sarana dan prasarana, hasilnya 86,8,” ujar Yudiana.

Menurutnya, saat ini pemerintah juga berupaya agar masyarakat beralih ke transportasi umum dengan memberikan tarif khusus. “Kita berikan kepada tiga golongan, buruh, veteran dan guru honorer. Itu tarifnya hanya Rp1. Sementara bagi pelajar kita berikan Rp1.000. Kita terus berupaya memberikan kemudahan fasilitas untuk masyarakat,” jelasnya.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x