Erat Kaitan dengan Zaman Kolonial! Begini Sejarah Awal Lahirnya Jalan Dago Kota Bandung

22 Februari 2024, 05:15 WIB
Jalan Ir. H. Djuanda (Dago), Kota Bandung. /MapayBandung.com/Mohammad Bagus Rachmadi @bagusrachmadi

DAGO, MAPAYBANDUNG.COM - Perkembangan Jalan Dago, Kota Bandung, hingga saat ini sangatlah pesat. Jalanan satu ini ikonik dan selalu menjadi pilihan untuk dikunjungi bagi para wisatawan lokal maupun yang berasal dari luar kota.

Namun menjadi sebuah pertanyaan, bagaimana sejarah awal terciptanya Jalan Dago, Kota Bandung ini? Berikut penjelasan yang telah dirangkum oleh tim redaksi MapayBandung.com khusus untuk anda.

Baca Juga: Kemenag Bakal Gelar Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriyah pada 10 Maret 2024

Saat ini, Dago adalah salah satu nama jalan di Kota Bandung. Tak hanya itu, Dago juga menjadi salah satu nama kelurahan yang berada di wilayah administratif Kecamatan Coblong, yakni Kelurahan Dago.

 

Jalan Dago yang ikonik tersebut memiliki sejarah yang panjang, penamaan jalan ini diketahui sudah dimulai sejak zaman kolonial dulu.

Baca Juga: Kenapa Cidadap Bandung Disebut Cidadap? Benarkah Namanya Diambil dari Nama Kicimpring? Ini Kisahnya

Sebelum ramai seperti sekarang, dahulu Jalan Dago masih berupa jalur setapak yang kala itu menjadi satu-satunya akses bagi penduduk ke pasar.

 

Dilansir MapayBandung.com dari Humas Kota Bandung, Kamis 22 Februari 2024, ternyata penamaan Jalan Dago berasal dari bahasa Sunda.

Konon pada masa kolonial Belanda, penduduk di kawasan Bandung utara memiliki kebiasaan untuk saling menunggu sebelum pergi ke kota. Alhasil Jalan Dago ini diambil dari bahasa Sunda yaitu 'dagoan' yang artinya tunggu.

Baca Juga: Asal Usul Nama Sungai Cikapundung Bandung Katanya Diambil dari Tanaman Langka Ini, Bisa Tebak?

Kondisi tersebut membuat penduduk selalu pergi bersama-sama karena alasan keamanan. Lama kelamaan, warga terbiasa saling menunggu atau silih dagoan di suatu tempat di kawasan Dago.

Sejak dahulu, Dago memang menjadi kawasan yang cocok dijadikan tempat beristirahat. Saat Belanda berkuasa, kawasan itu juga dijadikan sebagai rumah peristirahatan dan kawasan elit.

Saat ini kawasan tersebut sudah menjadi lebih modern. Terlihat deretan kursi di sepanjang Jalan Dago membuat kawasan tersebut semakin nyaman. Sudah bisa dipastikan, setiap wisatawan yang pernah berkunjung ke Kota Bandung, pasti singgah di Dago.

Hasil revitalisasi trotoar di Jalan Dago (Jalan Ir. H. Djuanda) yang legendaris mampu menghidupkan kembali budaya masyarakat Bandung tempo dulu, yaitu yang berjalan kaki.

Suasana kawasan Jalan Dago dengan trotoarnya yang baru tersebut diresmikan 19 Februari 2017.

Konon katanya, Jalan Dago kini mirip dengan salah satu jalan di Barcelona, Spanyol. Sepanjang trotoar Jalan Dago dilengkapi dengan lampu-lampu vintage nan cantik yang juga terinspirasi dari jalan di kota Barcelona.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler