BRAGA, MAPAY BANDUNG - Stadion tak hanya sekadar tempat untuk pertandingan sepak bola saja, tempat ini memiliki makna yang sangat penting bagi para penggemar klubnya. Dalam hal ini Bobotoh Persib.
Teruntuk Bobotoh Persib senior tentu masih ingat pertandingan Persib Bandung dengan salah satu klub raksasa asal Belanda tahun 1987 silam.
Prestasi dan kenangan manis di stadion ini tentu masih diingat hingga saat ini, meski ‘ruh’ pertandingan di stadion tua tersebut sudah tidak terasa magis seperti di era kejayaannya.
Baca Juga: Dibangun Tahun 1954, Stadion Tertua di Bandung Ini Punya Wajah Baru, Bobotoh Pasti Tahu!
Dikutip dari laman DeskJabar yang diakses pada Rabu 7 Februari 2024, stadion yang berada di Jalan Lombok ini menyimpan banyak kenangan bagi para penggemar Persib Bandung.
Salah satu momen bersejarah adalah kunjungan tim raksasa Belanda, PSV Eindhoven, pada 11 Juni 1987.
Saat itu PSV Eindhoven, yang dikenal sebagai Red White Army, dikenal sebagai salah satu tim terkuat di Belanda dan Eropa.
Pertandingan persahabatan antara kedua klub tersebut digelar di Stadion Siliwangi dan disaksikan oleh sekitar 25 ribu Bobotoh kala itu.
Tak hanya pertandingan yang fenomenal dengan PSV, Stadion Siliwangi juga menjadi tempat bersejarah bagi perjalanan sukses ‘Pangeran Biru’ dalam meraih gelar juara dari era kompetisi perserikatan hingga format liga.
Stadion ini pun masih berdiri kokoh dan menjadi saksi bagi banyak pertandingan yang luar biasa yang nantinya bisa diceritakan kepada generasi bobotoh berikutnya.
Kepemilikan Stadion Siliwangi Bandung
Walaupun Persib memiliki sejarah yang kuat di Stadion Siliwangi, klub tersebut bukanlah pemiliknya. Manajemen dari stadion ini dipegang oleh Kodam III/Siliwangi yang menggunakan stadion tersebut untuk keperluan pembinaan fisik bagi anggota prajurit TNI.
Pada awalnya tempat ini dikenal sebagai lapangan SPARTA yang diambil dari nama sebuah tim sepak bola militer Hindia Belanda di Bandung sekitar tahun 1916-an.
SPARTA adalah tim yang dipindahkan dari Batavia dan menggunakan lahan kosong di Jalan Lombok sebagai tempat untuk berlatih dan bermain. Tak hanya itu, serdadu Belanda sering menggunakan lapangan ini untuk latihan militer karena letaknya yang berada di lingkungan militer.
Lebih lanjut pembangunan stadion sendiri dimulai ketika Bandung mencalonkan diri sebagai tuan rumah Asian Games III pada tahun 1958.
Hanya saja dana yang terkumpul untuk pembangunan stadion ternyata tidak mencukupi. Kemudian saat itu, TNI menyumbangkan dana sekitar Rp6 juta untuk melengkapi pembangunan stadion.
Akhirnya pada tanggal 1 Januari 1956, Stadion Siliwangi diresmikan oleh Panglima Kawilarang.***