17 KM dari Kota Bandung, Warga Kampung Unik Ini Tak Pernah Makan Nasi, Ternyata Alasannya...

20 Oktober 2023, 20:00 WIB
Warga Kampung Cireundeu di Cimahi. /Instagram/@visitcireundeu

MAPAY BANDUNG - Hanya berjarak 17 KM dari Kota Bandung ada kampung unik di Jawa Barat dimana warganya tidak pernah makan nasi. Kok bisa sih warga di kampung unik ini tidak pernah makan nasi?

Ternyata ada alasan lain di balik kebiasaan warga di kampung unik ini tidak pernah makan nasi.

Bukan karena tidak bisa mengolah nasi ataupun membeli beras, namun ada pantangan yang berlaku di kampung ini, yaitu tidak boleh memakan nasi. Padahal, sebagian besar warga disana berprofesi sebagai petani.

 

Baca Juga: Besok Ada Aksi Jawa Barat Dukung Palestina di Bandung, Ini Rute yang Dilewati

Ya, kampung unik yang warganya tidak pernah makan ini bernama Kampun Adat Cireundeu.

Kampung Adat Cireundeu sendiri berada di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Dilansir MapayBandung.com dari laman Pemkot Cimahi pada Sabtu 20 Oktober 2023, Kampung Adat Cireundeu memiliki luas wilayah sekitar 64 hektare.

Baca Juga: Sudah Tahu Belum Ternyata Inilah 3 Ciri Orang yang Paling Sulit Disantet, Apa Saja?

Sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian dan juga hutan. Adapun pemukiman hanya di lahan 4 hektare.

Masyarakat di kampung ini sebagian besar merupakan petani singkong Oleh karenanya, untuk mengganti nasi, mereka mengkonsumsi singkong, hasil tanam sendiri. Tradisi ini merupakan nilai kebudayaan yang mereka pegang teguh turun temurun.

Meski tidak makan nasi, namun mereka tetap kuat melakukan aktivitas bertani singkong dan umbi-umbian lainnya.

 

Pengolahan singkong menjadi rasi telah dilakukan masyarakat Kampung Adat Cireundeu selama kurang lebih 85 tahun. Hal tersebut membuat mereka mandiri soal pangan. Kehidupan di sini bisa dibilang tak terpengaruh gejolak ekonomi-sosial, terutama soal fluktuasi harga beras.

Begitu sampai di gerbang masuk Kampung Adat Cireundeu, kita akan disambut oleh monumen Meriam Sapu Jagat. Simbol Satria Pengawal Bumi Parahyangan ini juga dilengkapi tugu mungil bertuliskan Wangsit Siliwangi, yaitu jujur, ksatria, membela rakyat kecil, sayang pada sesama, dan menjadi wibawa.

Baca Juga: MasterChef Indonesia Season 11 Bakal Kedatangan Siwon, Simak Jadwalnya di RCTI Sabtu 21 Oktober

Kampung Cirendeu dihuni oleh 367 kepala keluarga atau kurang lebih 1.200 jiwa. Terdiri dari 550 orang perempuan dan 650 orang laki-laki. Kondisi sosial masyarakat di kampung Cireundeu memiliki keadaan sosial yang terbuka dengan masyarakat luar. Namun kebanyakan masyarakat kampung Cireundeu tidak suka merantau atau berpisah dengan orang-orang sekerabat.

Pola pemukiman di kampung Cireundeu memiliki pintu samping yang harus menghadap ke arah timur. Bertujuan agar masuknya cahaya matahari ke bumi. Kehidupan antar masyarakat hidup dengan semangat gotong royong. Kampung Cireundeu didominasi masyarakat Muslim, namun keberadaan masyarakat adat menjadikan kampung banyak dikunjungi dan dijadikan tempat wisata, penelitian, acara adat, bahkan acara-acara lain yang bekerjasama dengan berbagai pihak.

Masyarakat adat tersebar di tiga RT. Jumlahnya sebanyak 67 kepala keluarga dengan 59 kepala keluarga. Berdiri sebuah masjid, dan bale sarasehan atau tempat untuk berkumpul atau pertemuan masyarakat adat.

Baca Juga: Seduhan Rumput Laut dan Kurma Bisa Normalkan Asam Urat, dr. Zaidul Akbar: Atasi Susah BAB Juga

Kehidupan yang harmonis dan saling gotong royong tergambar dalam setiap kegiatan seperti saat kelahiran yang saling membantu dalam menyediakan kendaraan. Saat ada keluarga warga yang meninggal, mereka saling membantu menggali tanah. Namun masyarakat yang berbeda keyakinan tak ikut serta dalam ritual pemakaman.

 

Sedangkan dalam perkawinan, masyarakat adat dan agama atau kepercayaan lain saling mengucapkan permisi dan mengundang satu sama lain. Namun kebiasaan masyarakat datang sehari sebelum acara perkawinan digelar. Sehingga saat hari perkawinan, undangan yang datang adalah keluarga, saudara, teman dan lainnya.

Adapun peringatan atau upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat adat, seperti peringatan satu sura atau tanggal 1 sura sesuai kalender Saka Sunda. Masyarakat dengan kepercayaan lain mengikuti persiapan dan ikut berpartisipasi dalam jalannya acara.

Baca Juga: Penjelasan BMKG Terkait Gempa 5,4 M yang Guncang Garut Tadi Malam, Terjadi Akibat...

Demikian informasi soal kampung unik bernama Kampung Adat Cireundeu yang warganya tidak pernah makan nasi.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Terpopuler