Pasar Induk Gedebage Sering Banjir, Warga Diminta Tidak Buang Sampah Sembarangan

13 Desember 2022, 09:15 WIB
Pasar Induk Gedebage menjadi langganan banjir, DSDABM Kota Bandung meminta warga tidak membuang sampah sembarangan. /HUMAS BANDUNG

MAPAY BANDUNG - Kawasan Pasar Induk Gedebage menjadi langganan banjir di Kota Bandung.

Terbaru, banjir parah di kawasan tersebut terjadi pada Minggu 11 Desember 2022 petang.

Intensitas hujan di daerah hulu (wilayah Ujungberung) yang tinggi, menjadi penyebab banjir di kawasan Gedebage.

Sehingga air hujan tidak dapat tertampung oleh Sungai Cipamulihan dan anak-anak sungainya.

Baca Juga: Jadwal, Preview, dan Link Live Streaming Argentina vs Kroasia di Semifinal Piala Dunia 2022

Selain itu, air yang datang dari arah hulu maupun dari dalam Pasar Induk Gedebage juga tidak dapat tertampung oleh keberadaan kolam retensi.

Begitupula air yang datang dari dalam Pasar Induk Gedebage membawa sampah yang sangat banyak. Juga kondisi air Sungai Cinambo yang sudah sejajar dengan Jalan Cimincrang.

Kepala UPTD Operasional Pemeliharaan Gedebage pada Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Mochamad Mucharam meminta seluruh pihak baik itu pemerintah maupun masyarakat untuk sama-sama menjaga kebersihan, utamanya menjaga perilaku membuang sampah.

Menurutnya, tertib membuang sampah akan sangat membantu upaya pemerintah dalam pencegahan banjir di beberapa titik rawan.

“Jangan buang sampah sembarangan, buang pada tempatnya,” imbaunya, dikutip Humas Bandung, Selasa 13 Desember 2022.

Baca Juga: JADWAL Reborn Rich Episode 12, Lengkap Spoiler dan Link Nonton Drama Song Joong Ki

Saat ini katanya, kawasan Gedebage menjadi salah satu prioritas penanganan banjir. Utamanya sekitar bagian depan Pasar Induk Gedebage.

“Karena menjadi penyebab macet di Jalan Soekarno-Hatta bila banjir di depan Pasar Induk. Jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan,” ujarnya.

Berbagai cara juga sudah dilakukan Pemkot Bandung.

Mulai dari pengerukan saluran air di samping pasar, pemeliharaan berupa pengerukan di Sungai Cipamulihan dengan alat berat, penyedotan dengan menggunakan rumah pompa, serta pembersihan tali-tali air yang tersumbat.

“Memang penanganan (banjir) kemarin agak lama, memerlukan waktu 4 jam. Dua kali lipat lebih lama dari biasanya,” ujar Mucharam menambahkan.

Baca Juga: Tanggapi Keluhan Warga Bandung Soal Banjir, Ini Kata Yana Mulyana

Secara keseluruhan, data dari DSDABM Kota Bandung memaparkan sampai saat ini, total titik genangan di Kota Bandung berjumlah 68 dengan berbagai upaya penanganan yang dilakukan.

Mulai dari target 9 kolam retensi, 3.706 buah drumpori, 647 sumur resapan, dan 14 rumah pompa.

Selain itu, penanganan lahan kritis pun sudah dilakukan.

Di antaranya: Wetland Cisurupan, Bukit Mbah Celeng, Bukit Mbah Garut, Kanbay Garung, Saluran/Kali Mati Padjamsah, serta Lembah 101 Tangga.***

Editor: Rian Firmansyah

Sumber: bandung.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler