Waspada Banjir! DKI Jakarta Berpotensi Hujan Lebat Hingga Pekan Depan

20 Februari 2021, 17:44 WIB
Ilustrasi banjir di DKI Jakarta. /ANTARA FOTO/FAUZAN

MAPAY BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan lebat masih berpeluang terjadi hingga pekan depan di DKI Jakarta.

BMKG meminta warga Jakarta untuk tetap waspada terhadap potensi banjir.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilis yang diterima Mapay Bandung menjelaskan, potensi hujan sedang hingga lebat terjadi hampir diseluruh wilayah DKI Jakarta.

Baca Juga: Update Covid-19 di Indonesia: Total Kasus Sembuh Capai 1,78 Juta Jiwa Hari Ini

"Prediksi kami, hari ini masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat hampir di seluruh wilayah DKI Jakarta, terutama di malam hari, yang dapat menerus hingga dini hari dan esok hari menjelang pagi. Sementara Minggu (21/2) intensitas hujan cenderung melemah menjadi intensitas rendah hingga 22 Februari, dan akan meningkat kembali menjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi pada tanggal 23 sampai dengan 24 Februari ," ujarnya.

Peningkatan kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat, lanjut Dwi, perlu ditingkatkan karena memicu terjadinya banjir dan longsor di wilayah DKI Jakarta pada Selasa dan Rabu, 23 dan 24 Februari 2021.

Sebelumnya BMKG juga sudah mengeluarkan peringatan dini pada 18-19 Februari 2021 yang menyebutkan wilayah Jabodetabek diprediksi diguyur hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat dengan curah hujan antara 100-150 mm.

Baca Juga: Update Terkini: 84 Warga Terdampak Banjir di Merkarmulya Kabupaten Karawang Berhasil Dievakuasi

BMKG mencatat curah hujan tertinggi terjadi di Pasar Minggu yang mencapai 226 mm/hari, disusul kawasan Sunter Hulu 197 mm/hari, dan Lebak Bulus 154 mm/hari, serta Halim 176 mm/hari.

"Umumnya kejadian hujan terjadi malam hingga dinihari dan berlanjut sampai pagi hari. Ini merupakan waktu-waktu yang kritis dan perlu diwaspadai," kata Dwikorita.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengungkapkan, kondisi ini disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya adanya seruakan udara dari Asia yang cukup signifikan mengakibatkan peningkatan awan hujan di Indonesia bagian barat.

BMKG juga memantau adanya aktivitas gangguan atmosfer di zona equator (Rossby equatorial) mengakibatkan adanya perlambatan dan pertemuan angin dari arah utara membelok tepat melewati Jabodetabek.

Baca Juga: Penanganan Banjir Jakarta, Anies Tegaskan Kedepankan Dua Prioritas

Terpantau adanya daerah pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang membentuk pola konvergensi di sebagian besar Pulau Jawa sehingga terjadi peningkatan intensitas pembentukan awan-awan hujan.

Adapun tingkat labilitas dan kebasahan udara di sebagian besar wilayah Jawa bagian barat yang cukup tinggi, berkontribusi dalam peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di barat Jawa termasuk Jabodetabek.

Guswanto menjelaskan, curah hujan yang terjadi saat ini di DKI Jakarta sebenarnya masih lebih rendah dibandingkan curah hujan pada Januari 2020 lalu,yang juga menyebabkan banjir.

Baca Juga: Penanganan Banjir Jakarta, Anies Tegaskan Kedepankan Dua Prioritas

"Ada beberapa faktor penyebab banjir di DKI Jakarta yaitu hujan yang jatuh di sekitar Jabodetabek yang bermuara di Jakarta, kemudian hujan yang jatuh di Jakarta sendiri serta ada pasang laut. Selain itu daya dukung lingkungan juga sangat berpengaruh," katanya.

Saat ini wilayah Jabodetabek masih masuk puncak musim hujan yang diperkirakan masih berlangsung pada akhir Februari hingga awal Maret 2021.***

Editor: Haidar Rais

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler