Taat kepada Tuhan
Soeharto memiliki falsafah hidup untuk selalu taat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, hormat kepada guru, berbakti kepada bangsa dan negara, serta orangtuanya.
Tiga 'Sa'
Sambung Mbah Yadi menjelaskan, Soeharto memiliki prinsip hidup tiga 'Sa'. Yakni, sabar, saleh, dan sareh (bijaksana).
Menjunjung tinggi nama baik
Soeharto sangat menjunjung tinggi nama baik keluarga, dan memendam dalam-dalam, tidak mengungkit suatu kesalahan yang terjadi di masa lalu.
Baca Juga: Segera Buang Jangan Dipelihara! 10 Tanaman Ini Dipercaya Membawa Sial Kata Ahli Spiritual
Tenang
Disebutkan oleh Mbah Yadi, Soeharto memiliki falsafah hidup untuk tetap menjadi sabar dan tenang dalam menjalani kehidupan.
Ikhlas
Dalam kehidupan sehari-hari, Soeharto selalu menerapkan prinsip ikhlas. Ini merupakan falsafah Jawa yang sangat dasar.
Lebih lanjut Mbah Yadi mengatakan, semasa hidupnya Soeharto dikenal sangat rajin olah raku tirakat, dan menjunjung tinggi adat dan budaya, terutama budaya yang berasal dari Jawa.
"Soeharto juga rajin berpuasa Senin-Kamis, ditambah dengan puasa weton yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jawa. Berkatnya, tidak ada yang berani mengotak-atik adat budaya di tanah air pada saat itu," katanya.
Semasa kecilnya, Soeharto diajarkan orangtuanya untuk hidup dalam kesederhanaan. Ia juga memiliki prinsip hidup lainnya, yakni 'hidup harus selaras dengan alam'. Tak heran saat menjabat menjadi Presiden, sektor ketahanan pangan menjadi prioritas utama Soeharto.
"Soeharto juga selalu didampingi oleh leluhur nusantara, dan Kanjeng Ratu Kidul. Sehingga, ketahanan laut Indonesia pada saat itu sangatlah kuat, bahkan ada sebutan 'Macan Asia' untuk tanah air," ucap Mbah Yadi.