Penjual makanan mengeluh kepada Istri Agus yang kebetulan ada di dekatnya.
“Serius mas?,” kata istri Agus.
Ia kemudian menjelaskan kepada penjual makanan itu bahwa Aceng sudah wafat kemarin malam.
Malam kedua saat waktu menjelang magrib, Toni yang telah selesai bekerja mendengar suara tembok yang di ketuk-ketuk.
“Ayo pulang!, udah selesai pekerjaanya,” ucap Toni sambil berteriak.
Karena suara itu tidak kunjung berhenti, Toni pergi menghampiri suara tersebut. Dilihatnya sosok yang gelap di tempat kerjanya.
Saat ia melihatnya lebih dekat, ternyata sosok pocong yang sedang membenturkan kepalanya ke tembok.
Pocong itu kemudian berbalik ke arah Toni, betapa kagetnya karena yang dilihatnya adalah pocong Aceng yang sedang menangis darah merah kehitaman.
Malam ketiga, rumor beredar dan sudah banyak warga yang mengetahui teror pocong Aceng.
Mereka lalu bergotong royong untuk mengosongkan rumah Aceng dan membereskan semua barang-barangnya.