Akhirnya pemerintah kolonial Belanda mengadakan sayembara jika ada yang dapat membawa jawara tersebut dalam kondisi hidup atau mati, maka akan diberikan kepingan emas yang sangat banyak.
Sayembara tersebut mengundang banyak warga untuk mengikutinya. Akan tetapi, sang jawara tidak dapat dilukai menggunakan senjata tajam.
Saat itu para pembunuh bayaran meminta bantuan kepada dukun yang sangat sakti untuk dapat membunuh jawara tersebut.
Setelah berhasil memotong bagian tubuhnya, mereka memasukan kepala sang jawara ke dalam karung kemudian membawanya pergi.
Hingga saat ini, sosok jawara di Jalan Cipaganti terkadang menunjukan wujudnya kepada orang yang memiliki kepekaan supranatural.***