Benarkah Menikah di Bulan Suro Bisa Kena Sial? Buya Yahya Beri Jawaban Mengejutkan

- 19 Juli 2023, 17:15 WIB
Ilustrasi menikah. Apakah benar menikah di bulan Suro atau Muharram bisa mendatangkan sial? Pendakwah Buya Yahya beri jawaban mengejutkan.
Ilustrasi menikah. Apakah benar menikah di bulan Suro atau Muharram bisa mendatangkan sial? Pendakwah Buya Yahya beri jawaban mengejutkan. /Pixabay/OlcayErtem.



MAPAY BANDUNG - Salah satu larangan yang dipercaya tidak boleh dilakukan di bulan Suro atau Muharram adalah menikah dan menggelar pesta.

Alasan menikah di bulan Suro dilarang adalah untuk menghindari kesialan dan kenestapaan di bulan tersebut.

Bahkan menurut mitosnya, malam 1 Suro juga hari-hari lain di bulan Suro, dianggap sebagai hari yang sangat keramat.

 

Karena alasan itulah, orang-orang enggan menikah pada malam 1 Suro atau di bulan Suro.

Baca Juga: Tata Cara Memandikan Keris Pusaka di Malam 1 Suro, Begini Ritual Jamasan Sesuai Tradisi Kejawen

Lantas, benarkah mitos menikah di bulan Suro bisa datangkan sial bagi pasangan pengantin? Berikut penjelasannya.

Mitos serta hal-hal klenik berkaitan bulan Suro, kerap jadi cerita turun temurun dan telah mengakar.

Selain jadi waktu yang haram untuk menikah, banyak orang menghindari bepergian jauh pada bulan Suro.

Alasannya sama, untuk menghindari kesialan dan kenestapaan. Singkatnya, bulan Suro disebut sebagai hari apes.

Namun penceramah Buya Yahya menyebut bahwa bulan Suro yang berarti Muharram, bukanlah bulan penuh kesialan.

“Bulan Muharram bukan bulan petaka,” jelas Buya Yahya, dikutip MapayBandung.com dari YouTube Al-Bahjah TV pada Rabu 19 Juli 2023.

Baca Juga: Bukan Kota Bandung! Ini Daerah Paling Dingin di Bandung Raya, Sentuh 11 Derajat Celcius

Justru bulan Suro kata Buya Yahya merupakan satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah SWT.

Apalagi jika menyangkut pernikahan, yang disebut-sebut sebagai hari baik.

Maka sebaiknya, jangan ragu untuk melangsungkan pernikahan pada hari apapun, karena menikah adalah hari baik.

Buya Yahya menegaskan, tidak tepat bulan Muharram bertepatan Suro dalam kalender Jawa, disebut sebagai hari apes.

Sebab, satu-satunya hari apes adalah ketika seorang manusia, berpaling dan bermaksiat kepada Allah Azza wa Jalla.

“Hari apes itu cuman satu, saat anda bermaksiat kepada Allah,” tegasnya.

Baca Juga: Sinopsis Film Survivor yang Tayang di Trans TV, Perjalanan Wanita yang Dituduh Teroris

 

Kemuliaan bulan Muharram atau bulan Suro, bahkan disandingkan dengan bulan Ramadhan.

Buya Yahya mengatakan, sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan, adalah puasa pada bulan Muharram.

“Sebaik-baiknya puasa setelah bulan Ramadhan, adalah puasa Muharram,” lanjutnya.

Sekali lagi, Buya Yahya berharap agar umat muslim tidak terjebak dalam mitos maupun hal-hal klenik seputar bulan Suro.

Apalagi sampai menuduh dan membuat anggapan yang buruk mengenai bulan Suro atau Muharram. Seperti menganggap bulan Suro sebagai hari apes dan hari kesialan.

Hati-hati, Buya Yahya mengatakan jika hal tersebut sama dengan suudzon kepada Allah.

Itulah penjelasan mengenai mitos dan larangan menikah pada bulan Suro atau bulan Muharram.***

Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah