Network
MAPAY BANDUNG – Satu diantara burung perkutut yang baik dipelihara para pejabat adalah burung perkutut Katuranggan Junjung Drajat.
Tak hanya memberikan tuah rezeki, kepercayaan masayarakat Jawa dan Sunda menyebut jika burung perkutut ini sangat baik dipelihara karena memiliki tuah kewibawaan yang tinggi.
Keunikan yang tidak dimiliki burung perkutut Junjung Drajat dapat ditemukan pada kebiasaannya.
Di alam liar, burung perkutu Katuranggan Junjung Drajat biasanya mengerami telur bersama pasangannya. Hal ini terbilang unik karena telur burung perkutut biasanya dierami oleh betina.
Baca Juga: Teliti Dulu Bagian Bulu Burung Perkutut, Ciri Ini Jangan Dipelihara Karena Mengundang Masalah
Dikutip MapayBandung.com dari Majalah Lovebird yang diakses pada Senin 12 September 2022, setiap burung perkutut katuranggan lokal memiliki tuah berbeda dengan burung perkutut lainnya.
Dari kitab Primbon Jawa disebutkan bahwa burung perkutut katuranggan Junjung Drajat memiliki pamor yang sama dengan sebuah keris pusaka di tanah Jawa.
Burung perkutut junjung drajat yang asli dipercaya memiliki tuah yang mampu meningkatkan derajat, wibawa, dan menaklukkan lawan bicara secara mudah.
Junjung Drajat sering disandingkan dengan sebuah keris yang termasyhur kesaktiannya.
Keris Tosan Aji yang memiliki tuah kewibawaan disebut sangat mirip dengan keberadaan burung perkutut Katuranggan ini.
Pasalnya pada zaman Kerajaan Majapahit, keris Tosan Aji sangat sering dipakai para pejabat hingga bangsawan untuk meningkatkan tuah wibawanya.
Karena kepercayaan akan tuahnya tersebut, membuat banyak orang ingin memiliki burung perkutut Katuranggan Junjung Drajat.
Baca Juga: Diduga Pengalihan Isu Ferdy Sambo dan Harga BBM Naik, Ini Kata Hacker Bjorka
Lantas, apa ciri mathi pada burung perkutu Junjung Drajat yang asli?
Jika diperhatikan dengan seksama, terdapat sebuah bulu halus yang terlihat mencolok pada bagian ekor belakang.
Hal tersebut menjadi ciri pada perkutut junjung drajat yang mudah dikenali.
Dengan mengetahui bulu tersebut, Kung Mania akan dengan mudah mencari perkutut Katuranggan Junjung Drajat pada Ombyokan atau saat berburu di alam liar.
Bagi sebagian masyarakat Sunda perkutut biasa disebut dengan perkutut katuranggan Surung Drajat.
Walaupun keduanya terlihat serupa, terdapat ciri unik pada bagian mata serta kakinya.
Surung memiliki arti mendorong, diharapkan pemilik burung perkutut ini akan mendorong pemiliknya untuk terus berbuat kebaikan hingga meraih impiannya.
Sedangkan Drajat bermakna kedudukan atau tingkatan manusia yang lebih tinggi.
Dengan terus melakukan kebaikan selama di dunia, diharapkan seorang pemangku kekuasaan dapat meraih derajat yang lebih tinggi.
Tak hanya itu, amanah yang diberikan oleh rakyat dapat pula dijalankan dan menjadi berkah untuk sesama.***
