Karena alasan ekonomi, Yanto pun mengiyakan ajakan Muklis dan pergi ke sebuah tempat di pesisir pantai Pekalongan.
Singkat cerita, Muklis dan Yanto melakukan ritual pesugihan, dengan bertapa di sebuah hutan kramat.
Saat tengah husyuk melaksanakan semedi, tetiba sesosok perempuan bergaun jawa muncul dihadapan mereka berdua.
Yanto dan Muklis merasa terkejut sekaligus bertanya, siapa sosok yang muncul dihadapannya itu.
Setelah berbincang, ternyata sosok itu adalah Dewi Lanjar, sosok siluman yang selama ini dinanti Muklis dan Yanto.
Mereka pun ditanya, mengenai kesanggupan mengikuti pesugihan Dewi Lanjar, dengan konsekuensi yang harus ditanggung.
Syaratnya, Muklis dan Yanto harus menyerahkan tumbal nyawa manusia, entah anak maupun istri.
Tegas, mendengar permintaan tersebut Muklis langsung mundur dari ritual pesugihan.
Tetapi berbeda dengan Yanto, yang justru nekat menerobos batas manusiawi dan menyerahkan dirinya sebagai tumbal.
Alasannya mungkin sederhana bagi Yanto, ia ingin memperbaiki kondisi ekonomi, dan berhenti menjadi pemulung biji kopi.