Pendakian Gunung Arjuno, Kisah Mistis Mantan Pendaki yang Hilang Selama Tiga Hari, Berawal dari Jurit Malam

- 4 Juli 2022, 19:00 WIB
Akibat Cuaca Buruk Pendakian Gunung Arjuno - Welirang ditutup Kembali
Akibat Cuaca Buruk Pendakian Gunung Arjuno - Welirang ditutup Kembali /Pixabay

MAPAY BANDUNG - Terletak di Malang, Jawa Timur, Gunung Arjuno adalah salah satu trek pendakian favorit selain Gunung Bromo.

Namun, tak hanya Gunung Bromo, pendakian Gunung Arjuno juga memiliki kisahnya tersendiri.

Seperti kesaksian yang diberikan oleh Kang Sandi, seorang mantan pendaki dari Sancang, ia membagikan kisahnya pada akun Youtube Malam Mencekam, Jumat 17 Juni 2022.

Kisah ini bermula pada tahun 1998 di Malang, Jawa Timur.

"Itu pengalaman ketiga kalinya bersama rombongan,’’ ujar Kang Sandi pada presenter Malam Mencekam, Mang Ei.

Baca Juga: 10 Hari Awal Dzulhijjah, Buya Yahya: Lebih Istimewa daripada 10 Malam Terakhir Ramadhan, Gak Boleh Terlewat!

Pendakian ini dilakukan bersama rombongan perkumpulan pecinta alam, rombongan tersebut dibagi menjadi 4 regu yang terdiri atas 10 anggota. Dan Kang Sandi menjadi ketua untuk regu satu.

Di awal pendakian, senior meminta pada setiap ketua regu untuk menghitung jumlah anggota. Di sinilah narasumber mendapati kejanggalannya yang pertama, ia terus saja salah menghitung jumlah anggotanya.

Seniornya pun meminta anggota lain untuk berhitung secara menyamping dan jumlahnya berbeda dari yang disebut Kang Sandi. Temannya mengatakan ada 10 orang saja, namun menurutnya ada 14 orang.

"Saya sampai keringat dingin waktu itu, keringat dinginnya gini… Yang sisanya itu siapa?’’ tuturnya.

Baca Juga: Perkutut Bakal Gacor, Cukup Lakukan ini Pada Saat Memandikannya, Langsung Bunyi dan Aktif Seketika

Cerita kemudian berlanjut saat jurit malam, dimana tiap regu diminta menyampaikan pesan rahasia sampai ke pos terakhir tanpa bocor di pos lainnya. Regunya mendapatkan giliran terakhir, untuk keamanan anggotanya ia memilih posisi paling akhir.

Sambil menyusuri jalan, ia berhenti sesaat di sungai kecil, dari arah semak-semak terdengar suara gemerisik. Karena takut ia coba melempar batu ke arah semak-semak itu, namun daripada binatang yang keluar ia malah mendapati sosok berbalut kain kafan.

Tanpa pikir panjang, Kang Sandi berlari menyelamatkan diri, membuat senior-seniornya ikut panik setelah melihat sosok tersebut yang terus mengikuti.

Di perjalanan menuju pos terakhir, ia kehilangan kesadaran, namun dari penuturan temannya, ia masih sadar, bahkan berani minum wedang jahe langsung dari wadah stainless steel yang baru dipanaskan.

Baca Juga: Tanaman Keladi Tikus Bisa Bikin Perkutut Cepat Gacor, Begini Cara Memberikannya

"Saya tidak tahu itu. Mereka yang memberi tahu saya, pandangan mata saya kosong, saya memarahi semua senior yang mengadakan kegiatan di situ tanpa izin,’’ tambahnya.

Sesampainya di pos terakhir, dibantu oleh rekannya, Kang Sandi kembali tersadar dan menyadari bagaimana rasanya kesurupan.

Kegiatan pun dilanjutkan dengan susur kompas, atau latihan menggunakan kompas dengan jalan yang sudah ditentukan. Mengetahui teman seregunya yang mulai kelelahan, Kang Sandi memilih untuk mengambil jalan pintas yang sayangnya diketahui oleh seniornya.

Ia diomeli habis-habisan oleh senior dan dibela oleh senior yang lain, membuat kedua senior itu ribut sendiri. Fokusnya malah teralihkan pada sosok hitam besar yang bertengger di atas pohon.

Baca Juga: Tanaman Keladi Tikus Bisa Bikin Perkutut Cepat Gacor, Begini Cara Memberikannya

Ternyata sosok yang bertengger itu adalah sosok berbentuk kelelawar yang dapat dilihat oleh hampir semua orang di situ.

Besoknya adalah hari terakhir pendakian. Setiap regu bersiap-siap menuruni gunung, seperti gunung-gunung lainnya, ada juga larangan menerobos jalan-jalan tertentu.
‘’Setelah memastikan keamanan anggota, tanpa saya sadari saya melewati jalan itu.’’ ujar Kang Sandi.

Tak banyak yang dirasakannya saat melewati jalan tersebut, selain lama kelamaan hutan terasa sunyi dan ia tidak mendapati satupun anggota rombongannya.

Kang Sandi yang mulai panik pun duduk diam dan merapal doa, setelah hatinya tenang, ia kembali melanjutkan perjalanan. Bertemu ia dengan seorang kakek pembawa kayu, tanpa basa-basi segera kakek itu menunjukkan jalan.

Baca Juga: Tanaman Keladi Tikus Bisa Bikin Perkutut Cepat Gacor, Begini Cara Memberikannya

Sesudah mengucapkan terima kasih, ia segera berlari ketakutan menuju arah yang ditunjuk sebab kakek itu menghilang tiba-tiba.

Ia kembali bertemu dengan teman-temannya yang juga sedang mencarinya, ‘’ternyata mereka cari saya itu sudah tiga hari.’’ kata Kang Sandi mengakhiri kisahnya kali itu.

Sekian pemaparan kisah mistis pendakian Gunung Arjuno. Amanat yang bisa dipetik adalah menjaga alam dan tidak menjadikan cerita ini rasa takut, melainkan kesadaran bahwa Tuhan menciptakan banyak makhluk dan dunia kita berbeda, sebaiknya tidak saling mengganggu.*** (Meitri Lathifah/JOB)

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah