Network
MAPAY BANDUNG - Tuah dari burung katuranggan perkutut biasanya dapat dilihat dari warna bulunya.
Tetapi selain itu dapat juga dilihat dari bentuk fisiknya.
Salah satu bentuk fisik yang menjadi tolak ukur katuranggan perkutut adalah pada bagian kakinya.
Apabila kakinya lurus sempurna atau normal maka itu bagus. Tetapi jika ditemukan kakinya cacat atau bengkok maka itu adalah suatu pertanda untuk dilepaskan saja ke alam.
Baca Juga: Kacang Hijau Bisa Jadi Rangsangan Perkutut Agar Cepat Gacor dan Jinak, Berikut 4 Cara Lainnya
Menurut Praktisi Kejawen, Mbah Yadi apabila ditemukan kaki dari burung perkutut itu bengkok atau tidak sempurna maka lebih baik lepaskan ke alam.
Lantas apa alasanya jika menemukan kaki burung perkutut yang bengkok maka harus dilepaskan ke alam?
Seperti dikutip MapayBandung.com dari kanal Youtube ESA Production pada Senin 13 Juni 2022, berikut ini penjelasan Mbah Yadi berdasarkan Primbon Jawa.
Jawabannya adalah burung perkutut tersebut disebut dengan katuranggan perkutut Keruk Bumi.
Dalam Primbon Jawa, katuranggan perkutut Keruk Bumi ini termasuk ke dalam burung yang tidak dianjurkan untuk dipelihara.
Hal ini karena burung tersebut bukan membuat pemiliknya mendapatkan rezeki tapi malah mendatangkan kesialan.
Jadi jika ada pada bagian kaki perkutut itu bengkok maka dapat dipastikan itu adalah katuranggan Keruk Bumi.
Baca Juga: 4 Alasan Burung Perkutut Tak Mau Berbunyi, Lakukan Hal Ini Biar Kembali Gacor
"Kaki dari burung ini tidak normal atau bengkok," kata Mbah Yadi.
Lebih baik lepaskan saja ke alam bebas daripada menyimpan atau memelihara burung ini.
Dalam Primbon Jawa juga diterangkan bahwa secara filosofis kaki yang bengkok dari burung tersebut adalah sebagai suatu simbol.
Baca Juga: 4 Alasan Burung Perkutut Tak Mau Berbunyi, Lakukan Hal Ini Biar Kembali Gacor
Simbol yang dimaksud adalah simbol kesialan karena maknanya kaki bengkok itu membengkokan sesuatu yang tidak sesuai dengan aslinya.
Itulah katuranggan perkutut Keruk Bumi yang memiliki ciri pada bagian kaki.
Kaki dari burung ini tidak normal atau bengkok.
"Ini bisa membawa kesialan. Filosofinya membelokan sesuatu yang tidak sesuai dengan aslinya," pungkas Mbah Yadi.***
