MAPAY BANDUNG – Berikut ini merupakan jenis ilmu pelet yang membuat korbannya paling sulit untuk disembuhkan.
Mengapa demikian? sebab jenis pelet ini termasuk jenis ilmu pelet paling dahsyat di Indonesia.
Seperti yang kita tahu, bahwa pelet biasanya digunakan untuk memikat lawan jenis dengan menggunakan sarana atau mantra-mantra tertentu.
Lantas, apa sajakah jenis ilmu pelet yang paling sulit disembuhkan tersebut?
Pakar Ilmu Spiritual, Kang Sudiro mengungkapkan jenis ilmu pelet yang paling sulit untuk disembuhkan atau dihilangkan.
Dilansir MapayBandung.com dari kanal Youtube Kang Sudiro, Minggu 24 April 2022, berikut 3 jenis ilmu pelet yang paling sulit untuk disembuhkan atau dihilangkan.
1. Pelet Jangjawokan Sunda
Kang Sudiro mengatakan ilmu pelet asal Jawa Barat ini menggunakan mantra sebagai media peletnya.
Pengamal pelet ini, harus menggunakan mantra khusus dalam bahasa sunda kuno.
Ilmu ini juga tidak kalah hebatnya dengan pelet lainnya.
“Pengamal pelet ini akan membuat targetnya bertekuk lutut memohon cinta dari si pengamal,” kata Kang Sudiro.
Baca Juga: H-10 Lebaran, 312 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek, Paling Banyak ke Wilayah Ini
2. Pelet Pangkanang
Kang Sudiro menuturkan suku Dayak sudah sangat terkenal dengan ilmu medisnya dan salahsatunya adalah ilmu pelet pangkanang.
Ilmu pelet ini menggunakan media telur, kunyit, dan beberapa bahan khusus dalam proses peletnya.
Dampak pelet pangkanang ini juga sangat luar biasa.
Orang yang terkena ilmu ini akan langsung menaruh kasih pada penggunanya, pikirannya tidak akan pernah lepas darinya.
“Libido pun akan meningkat sehingga orang yang terkena pelet ini semakin ingin bercinta dengan pengguna pelet pangkanang,” ucap Kang Sudiro.
3. Pelet Lintrik
Kang Sudiro mengatakan dampak yang diakibatkan oleh ilmu ini luar biasa, orang yang terkena ilmu ini akan menjadi seperti orang gila.
Jika tidak bertemu dengan orang yang melakukan pelet ini, maka pikirannya akan gelisah, stress, bahkan hingga demam.
“Dan yang lebih gila, jangkauan pelet ini bisa sampai ke luar negeri,” ujar Kang Sudiro.***