Jauh sebelum digunakan sebagai penjara, Pulau Nusakambangan digunakan sebagai tempat untuk menanam bunga-bunga langka.
Era kerajaan Majapahit dahulu, Pulau Nusakambangan digunakan sebagai tempat untuk menanam berbagai macam bunga guna keperluan dan ritual kejawen.
“Bunga-bunga itu ditanam di sini, sehingga disebut dengan nama Nusakambangan atau Nusakembangan,” tutur Om Hao.
Secara aura metafisika, Pulau Nusakambangan masuk dalam satu gugusan kerajaan Pantai Selatan dengan pusatnya di Goa Ratu, Cilacap.
Warga pesisir teluk Cilacap sangat tidak menyarankan untuk pergi ke Goa Ratu, karena angker dan disebut sebagai goa para siluman.***