“Supaya tidak dituduh terus-menerus,” sambungnya.
Kebanyakan kasus sumpah pocong diawali karena fitnah yang diberikan.
Setelah itu pelaku mendatangi tokoh masyarakat untuk segera dilakukan sumpah pocong.
“Saya berani sumpah, agar tidak kena celaka. Jika saya salah, maka saya berani mendapat siksa,” tuturnya.
Dan begitulah pengakuan langsung pelaku sumpah pocong, ia menyaksikan dan harus siap dengan konsekuensi dari orang-orang yang berani melanggar sumpah ini.
Lantas, bagaimana pendapat pemuka agama mengenai sumpah pocong?
Dr. Nawawi Tabrani, pemuka agama Situbondo mengungkap, sumpah pocong merupakan sebuah realitas yang terjadi di masyarakat dan terkait dengan banyaknya tuduhan melakukan sihir ilmu hitam yang sulit dibuktikan.
“Karena kita tahu hukum karma itu tidak ada batasnya, tapi akibat melanggar sumpah dan janji biasanya ada implikasi berupa siksa dunia,” tandasnya.***