Pak Wangsit juga menambahkan, keluarga Majasto mendapatkan gamelan ini dari Mpu Tasripin, salahsatu keluarga dari Sunan Kalijaga yang berasal dari Lasem, Rembang, Jawa Tengah.
Secara fisik, logam gamelan tersebut lebih tebal dibanding gamelan pada umumnya.
Gamelan yang berada di Kampung Jawa Sekatul berjumlah satu set lengkap beserta pelog dan salendro.
“Asal-usul gamelan yang dianggap sebagai gamelan Sunan kalijaga ini dibuat sekitar abad ke 16 atau pada saat awal pemerintahan kerajaan Demak Bintoro,” ucap Pak Wangsit.
Menurut catatan sejarah, saat itu sedang terjadi peralihan dari sistem pemerintahan dan budaya di Majapahit yang bercorak Hindu-Budha ke arah Islam.
“Nah pada awalnya, agam Islam tidak diperkenankan secara tiba-tiba masuk kepada masyaratakat yang beragama Hindu. Di sana ada proses yang sangat panjang,” tuturnya.
Sunan Kalijaga seperti diketahui bersama adalah putra dari seorang Tumenggung Wilwatikta yang berasal dari Tuban yang merupakan bangsawan asal Jawa.
Hingga Akhirnya Sunan Kalijaga tertarik mempelajari Islam setelah bertemu dengan Sunan Bonang dan dia mengikuti dakwah yang dilakukannya.
Namun secara adat budaya, Sunan Kalijaga masih mempertahankan kebudayaan Jawa sebagai budaya leluhurnya.