4 Gejala Alam Pertanda Gempa dan Tsunami, Nomor 3 Mengingatkan Gempa Yogyakarta Tahun 2006

- 16 Januari 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi gempa.
Ilustrasi gempa. /Pixabay/Angelo_Giordano/Pixabay

 


MAPAY BANDUNG – Hingga saat ini, bencana gempa dan tsunami tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi.

Karena itulah, masyarakat menghubungkan gempa bumi dan tsunami dengan gejala alam sebagai pertanda bencana.

Bencana gempa bumi dan tsunami dapat diprediksi dari kelakukan hewan tertentu yang dianggap memiliki kepekaan terhadap getaran di bawah tanah.

Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Kamu Terkena Penyakit Batu Ginjal Kata dr. Ema Surya Pertiwi, Buruan Cek!

Namun demikian, ilmuwan belum menemukan cara untuk memanfaatkan hewan sebagai pendeteksi dan memberi pertanda gempa dan tsunami.

Dilansir MapayBandung.com dari kanal YouTube Aktualita.co pada Minggu 16 Januari 2022, berikut ini 4 gejala alam sebagai pertanda gempa yang harus diwaspadai.

1. Munculnya ikan oarfish

Oarfish adalah ikan di pedalaman laut yang langka. Masyarakat Jepang percaya, munculnya orefish ke permukaan adalah pertanda gempa bumi.

Masyarakat Jepang menamakan ikan oarfish sebagai utusan dari istana naga raja yang mengisyaratkan bencana di masa lalu.

Baca Juga: Jangan Diamkan Luka Karena Bisa Menjadi Infeksi, Begini Tandanya Kata dr. Saddam Ismail

Saat gempa bumi 9 magnitudo dan tsunami yang yang melanda Jepang pada Maret 2011 lalu, sebelumnya ditemukan 10 ikan oarfish terdampar di sepanjang garis pantai pada akhir 2010.

2. Terlihat cahaya kilatan gempa

Para ahli percaya jika salahsatu pertanda gempa adalah munculnya kilatan seperti api pendek berwarna biru dan muncul dari dalam tanah.

Cahaya yang mengambang ke udara ini melesat dari tanah ke udara. Fenomena ini pernah terjadi di berbagai belahan dunia.

Baca Juga: Meski Terdengar Jorok, dr. Zaidul Akbar Sebut 5 Ciri Ini Menandakan Tubuh dalam Keadaan Sehat

Kisah tentang cahaya gempa sudah tercatat selama 300 tahun terakhir dan sering ditepis para ilmuwan.

Lagi-lagi fenomena alam ini masih menjadi misteri apakah kilatan cahaya biru tersebut benar-benar pertanda gempa besar atau fenomena alam biasa.

3. Munculnya awan gempa

Penelitian ilmiah tentang hubungan awan dan gempa dapat disebabkan gesekan dari dalam tanah sebelum gempa terjadi.

Awan yang terbentuk dengan mekanisme seperti ini memiliki bentuk berbeda dengan awan-awan pada umumnya.

Baca Juga: Atasi Wasir, Kista hingga Diabetes Hanya dengan Minum Resep ala dr. Zaidul Akbar Ini, Dijamin Ampuh!

Beberapa gempa yang terjadi pada tahun 1993 sampai tahun 2016 dikaitkan dengan munculnya formasi awan sebagai pertanda bencana gempa.

Delapan hari sebelum terjadi gempa dahsyat di Kobe - Jepang pada tahun 1995, ditandai dengan kemunculan awan dengan pola garis lurus dan tak lazim.

Hal yang sama pernah terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006, awan dengan motif lurus terlihat pada 3 Mei 2006 kemudian diikuti gempa pada tanggal 27 Mei 2006 dengan kekuatan 5,9 magnitudo.

Walau demikian, teori ini belum dapat diterima secara ilmiah karena fenomena alam ini hanyalah kebetulan.

Baca Juga: Atasi Telinga Sakit hingga Berdenging dengan 1 Bahan Dapur Saran dr. Zaidul Akbar Ini, Begini Cara Pakainya

4. Perilaku aneh hewan

Ciri dan pertanda gempa yang mudah dipelajari adalah perilaku hewan.

Perubahan perilaku semut sebelum gempa bumi diduga ada kaitannya dengan reseptor yang mereka miliki.

Perubahan perilaku hewan ini juga dikaitkan dengan perubahan emisi gas atau medan magnet bumi yang terjadi di habitat semut ketika gempa terjadi.

Baca Juga: Di Balik Petilasan Prabu Siliwangi di Gunung Hejo Purwakarta, Begini Cerita Mistis Tol Cipularang KM 97

Selain semut, hewan lainnya seperti kucing, sapi, kuda, dan ular memiliki sensor yang dapat mendeteksi pergerakan lempeng bumi di dalam tanah.***

Editor: Asep Yusuf Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah