Network
Saat melewati sebuah pohon rindang, Deni lagi-lagi melihat sosok wanita yang duduk di pohon yang menggoyangkan kakinya. Sosok itu melihat ke arahnya sambil tertawa. Suara tawa yang terdengar seperti suara wanita, namun terdengar aneh.
Mendapatkan pengalaman yang semakin tidak masuk akal Deni lantas berlari. Beruntung, ia melihat rekannya dari kejauhan dan langsung menceritakan apa yang dilihatnya tadi.
Tapi, tugas tetaplah tugas, patroli malam harus terus dilanjutkan. Kini, Deni bersama temannya kembali berpatroli di kawasan itu.
Tak bisa dipungkiri, firasat buruk kini terus menghantui Deni seakan ada sosok yang terus memperhatikan dan mengikutinya.
Saat itu pukul setengah 1 malam, Deni dan rekannya mendengar sosok wanita yang menangis dengan lirih di sebuah tempat yang sepertinya sudah lama tak ditinggali.
Kali ini, rekan Deni pun mendengar hal yang sama, tapi ia lebih santai dan mencoba menenangkan Deni.
“Oh eta mah biasalah (Itu hal biasa). Kan baheula aya anu bunuh diri didinya (Dulu kan ada yang bunuh diri di situ), gantung diri,” jawab rekan Deni saat ia menceritakan kejadian yang baru saja dialami itu.
Singkat cerita, jelang waktu subuh, Deni memutuskan untuk mengakhiri patrolinya dan beristirahat di sebuah warung untuk menenangkan pikirannya. Rokok dan kopi bergantian ia konsumsi, tensi mulai tenang, jantung Deni berdetak normal.
Usai itu, ia memutuskan kembali ke pos keamanan, apesnya, Deni harus melintasi jalan depan kolam renang itu karena jalan lain sudah diportal.
