Kisah Horor Gua Belanda Tahura Bandung Terkuak, Pengunjung Tidak Sopan Akan Dirasuki

- 27 Agustus 2021, 11:33 WIB
Serem! Kisah Horor Gua Belanda Tahura Bandung Terkuak, Pengunjung Tidak Sopan Akan Dirasuki
Serem! Kisah Horor Gua Belanda Tahura Bandung Terkuak, Pengunjung Tidak Sopan Akan Dirasuki /Youtube Radio PRFM

MAPAY BANDUNG – Gua Belanda di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H Djuanda menyimpan segudang misteri dan kisah horor di dalamnya.

Perintisan hutan raya ini dimulai semenjak tahun 1912 yang bersamaan dengan pembangunan terowongan penyadapan sungai Cikapundung yang saat ini dikenal dengan nama Gua Belanda Tahura.

Berdasarkan cerita dari Kepala Tahura Ir. H. DJuanda, Lianda Lubis, gua ini dibangun pada tahun 1918 dan selesai sekitar tiga tahun.

Pada awalnya gua ini dimanfaatkan untuk menjadi saluran air sebagai pembangkit listrik. Kemudian gua ini beralih fungsi menjadi benteng pertahanan, dan juga sempat dijadikan pusat siaran radio.

“Kalau di zaman Belanda itu gua dibangun bukan oleh orang setempat, tapi oleh orang dari tempat lain,” ucap Lianda dikutip MapayBandung.com dari kanal Youtube Radio PRFM 107.5 News Channel, Jumat 27 Agustus 2021.

Baca Juga: KABAR BAIK ! Masyarakat Boleh Pakai Vaksin Nusantara, Simak Syaratnya

 

Lianda mengatakan dahulunya gua Belanda ini dibangun oleh orang-orang yang tidak berasal dari daerah setempat.

Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kebocoran informasi setelah dibangunnya gua ini.

Contohnya seperti Lobang Jepang yang ada di Bukittinggi, Sumatera Barat, yang membangun gua tersebut bukan orang Bukittinggi namun orang dari daerah lain, begitu juga dengan gua Belanda Tahura ini.

Kala itu pada saat zaman pembangunan dilakukan rasa prikemanusiaan masih rendah, dikabarkan apabila ada pekerja yang sakit ataupun meninggal maka jasadnya akan dialihkan atau dibuang ke sungai Cikapundung.

“Ini bukan hanya sekedar bangunan fisik, tapi ada suatu kepercayaan tersendiri, ada suatu penghargaan tersendiri, makanya Tahura itu bukan hanya dilihat sebagai kawasan konservasi saja tapi juga sebagai kawasan yang memang peninggalan-peninggalan sejarah dan peninggalan mistis yang cukup kental disini,” ucap Lianda.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Jadwalkan Ulang Pemeriksaan Ayu Ting Ting Soal Kasus Dugaan Penghinaan

Selanjutnya tim Youtube Radio PRFM 107.5 News Channel melakukan mediasi dengan penunggu di Gua Belanda Tahura menggunakan seorang mediator untuk mengulik kisah yang sebenarnya terjadi.

Pada saat melakukan mediasi, penunggu yang tidak ingin disebutkan namanya itu merupakan penjaga gua tersebut, sebut saja “mbah penjaga”.

Saat ditanyai mengenai kisah apa saja yang terjadi di sana, mbah penjaga menjawab banyak sekali kejadian yang terjadi di gua Belanda ini.

Ia menceritakan pada zaman dahulu banyak pekerja yang kelaparan, penyiksaan dan juga pemerkosaan, bahkan sesama jenis.

Lantas Mbah Penjaga pun ditanyai bentuk apa penyiksaan yang dilakukan dahulunya di gua Belanda ini.

“Iya seperti kamu sekarang kerja tidak benar dimarahin sama atasan kamu! Nah Seperti itu. Ada yang sampai meninggal, dulu kamu pingin tahu, tempat pembuangan semua (sambil menunjuk ke depan). Dibiarkan (Jasadnya),” tutur penunggu gua Belanda.

Baca Juga: Hiii Serem ! Pengalaman Sopir Ambulans yang berkunjung Ke Warung Gaib Di Cadas Pangeran Sumedang

Mbah Penjaga juga mengatakan pada saat ini banyak masyarakat yang sengaja mengunjungi gua Belanda untuk mencari ilmu “kadugalan”.

Ilmu yang mereka cari berupa kekuatan mistis yang menyebabkan tubuh mereka kuat. Contohnya seperti tidak terluka ketika disayat pisau.

Semenjak gua ini dibangun, mbah penjaga memiliki perasaan pilu saat mengingat banyak pekerja yang dikurung kelaparan.

“Banyak yang saya rasakan. Dahulu, mau nolongin gak bisa, banyak yang meninggal, pada kelaparan di kurung. Kelaparan tuh bukannya digimanain-gimanain. Pada kelaparan, dikurung, ada 100 orang di dalam satu kamar. Pada meninggal berdesak-desakan. Terus kerja, dikasih makan enggak,” ucap mbah penjaga.

Baca Juga: Epy Kusnandar Pemeran 'Kang Mus' Preman Pensiun Diterpa Isu Pindah Agama, Sang Istri Beri Jawaban Begini

Ia juga menyampaikan saat memasuki kawasan gua Belanda sebaiknya pengunjung bersikap sopan.

Karena apabila pengunjung tersebut tidak sopan dan berkata kasar, maka mereka akan dirasuki atau diganggu oleh penunggu-penunggu lain yang jahil.

Mbah penjaga lalu berpesan kepada kita untuk selalu menjaga bumi, dan juga tidak boleh meinggalkan shalat lima waktu.

“Jaga ini dunia, jangan dipake tidak benar. Dan jangan lupa tah yang lima waktu (shalat). Orang-rang sekarang mah pada susah disuruh,” pesannya.*** (Sulhia Hifni/JOB Training)

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah