17 Tahun Menghilang, Begini Kronologi Hilangnya Bagus Dwi, Kameramen Tim Jejak Petualang Eksplor Papua

28 Juni 2023, 08:15 WIB
Bagus Dwi kameramen Jejak Petualang yang hilang 17 tahun lalu. /

MAPAY BANDUNG - Jejak Petualang merupakan salah satu program yang menampilkan petualangan di alam Indonesia. Acara ini tayang di salah satu stasiun TV lokal.

Para pembawa acara dan kru secara totalitas dan profesional menyajikan perjalanan bertahan hidup di alam tanpa settingan.

Perjalanan eksplor Papua yang dimulai kira-kira sejak April 2006 lalu mengalami insiden tak terlupakan bagi para kru bahkan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam kejadian ini, tim Jejak Petualang kehilangan salah satu kameramennya, Bagus Dwi.

 

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bandung Hari Ini Rabu 28 Juni 2023, Cek Syarat Biaya

Bagus Dwi lahir pada tanggal 13 Agustus 1980. Sejak kecil ia mencintai dunia traveling dan petualang. Ia adalah anggota klub pecinta alam semasa SMA dan kuliah.

Kecintaannya terhadap traveling membawanya menjadi seorang kameramen di suatu saluran TV lokal sebelum akhirnya menjadi kameramen untuk tim Jejak Petualang.

Pada tahun 2006, Bagus Dwi menjadi salah satu kameramen yang ikut meliput tim Jejak Petualan eksplor Papua bersama 4 kru lainnya.

 

Baca Juga: Minum Teh dari Bahan Ini, Bikin Rambut Uban Jadi Hitam Lagi, Kata dr. Zaidul Akbar

Perjalanan dimulai kurang lebih selama 50 hari. Rencananya, tim tersebut akan eksplor beberapa tempat dan suku pedalaman yang ada di Papua.

Setelah lebih sebulan mereka sudah mengelilingi Papua, mereka dijadwalkan untuk mengunjungi Timika setelah mendatangi suku Asmat Papua.

Transportasi yang bisa diakses yaitu jalur air atau jalur udara. Medina mengatakan bahwa pada saat itu pesawat dengan jadwal ke Timika hanya ada 1 minggu sekali dan itu pun selalu penuh. Tim pun akhirnya setuju untuk melanjutkan perjalanan menggunakan jalur air, yaitu menggunakan long boat ditemani oleh 3 orang warga lokal.

 

Baca Juga: Hwang Minhyun Rilis Tanggal dan Kota Konser Solo, Jakarta Masuk dalam List!

Saat itu kondisi ombak laut cukup tinggi bahkan mereka beberapa kali berhadapan dengan ombak yang lebih tinggi dari mereka dan membuat kapal terombang-ambing. Hingga akhirnya, mesin kapal sempat berhenti dan membuat mereka tergulung oleh ombak.

Beruntungnya semuanya masih aman berada di atas perahu. Namun, ombak tinggi kembali datang.

Sang direktur, Dody Johanjaya mengajak seluruh kru nya untuk lompat ke laut sebelum ombak kembali menggulung mereka.

Saat itu, Medina Kamil (pembawa acara), Dody Johanjaya (produser), Wendy Muhammad Firman (asisten produser), dan Budi Kurniawan (kameramen) melompat dari long boat untuk hindari ombak.

Baca Juga: Ternyata Salah Selama Ini! Begini Cara Konsumsi Madu untuk Penderita Diabetes, Kata dr. Zaidul Akbar

Barang berceceran dimana-mana, semuanya panik mencari barang untuk dijadikan pelampung selain pelampung yang mereka bawa sendiri. Medina yang saat itu dekat dengan dry box langsung bersandar pada dry box yang mengapung di air. Ketiga orang lainnya yang juga melompat akhirnya bisa bersatu bersama Medina untuk mengapung di dry box.

Sementara itu, Bagus yang tidak melompat berusaha menaiki long boat yang sudah terbalik bersama 3 orang warga lokal tersebut. Setelah mereka berhasil naik ke long boat yang sudah terbalik, Bagus berusaha melemparkan tali kepada Medina untuk ditarik dan agar mereka bisa bersatu kembali. Sayangnya, ombak yang ganas malah menyapu keduanya semakin menjauh.

Tak ada harapan lagi bagi mereka yang terombang-ambing di atas dry box. Mereka hanya bisa melihat Bagus Dwi bersama ketiga warga lokal tersapu menjauh dari mereka hingga akhirnya benar-benar tak terlihat.

 

Baca Juga: Pilih Stadion GBLA Jadi Venue Pertandingan Persib Bandung di Liga 1, Steward Mulai Dapat Pelatihan

Mereka berpikir bahwa ketiga warga lokal itu mengetahui kondisi alam di sekitar dengan baik sehingga setidaknya Bagus akan selamat lebih dulu. Mereka juga berharap Bagus akan sampai di pulau besar secepatnya dan berusaha mencari pertolongan untuk membantu mereka.

Sementara itu, mereka terombang-ambing di laut Arafuru, Papua selama kurang lebih 24 jam hingga akhirnya mereka menemukan sebuah pulau kecil. Disanalah mereka terdampar selama 4 hari.

Selama di pulau mereka berusaha bertahan hidup dengan memakan hewan-hewan kecil di sekitar pulau dan menampung air hujan untuk diminum.

 

Baca Juga: Cukup Siapkan Air Putih dan Campurkan Bahan Ini, dr. Zaidul Akbar Bilang Bisa Tekan Lonjakan Gula dalam Tubuh

Hingga akhirnya mereka berhasil ditemukan oleh tim SAR yang mencari keberadaan mereka menggunakan speed boat. Dengan masih dalam keadaan lemas, mereka langsung menanyakan kabar Bagus, namun sayangnya tim SAR mengatakan bahwa hanya mereka yang baru ditemukan.

Pencarian Bagus Dwi dan ketiga orang warga lokal masih berlanjut selama 2 bulan dengan mengerahkan tim SAR, warga lokal, dan TNI. Dalam 2 bulan tersebut juga berbagai cara dilakukan untuk menemukan Bagus, termasuk menggunakan ilmu spiritual.

Medina mengtakan bahwa mereka sempat gunakan jasa dukun untuk menemui Bagus, namun dukun tersebut memprediksikan bahwa tubuh Bagus tidak bisa kembali.

Baca Juga: Penipuan Catut Nama Sekda Jabar Beredar di WhatsApp, Masyarakat Diminta Laporkan

Hingga saat ini, Bagus Dwi dan ketiga orang warga lokal belum ditemukan. Bahkan, tak ada satupun bukti barang yang berceran di laut lepas Arafuru tersebut, termasuk long boat yang mereka tumpangi. Semuanya hilang bak ditelan lautan. (Zielda Vestalira Maharani/ Job Training)***

Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Terpopuler