Mitos Petilasan Prabu Siliwangi di Gunung Hejo, Indigo Om Hao: Kalau Batu Dicabut Terjadi Bencana

26 Februari 2022, 14:00 WIB
Petilasan yang terletak di Gunung Hejo, kilometer 97 Tol Cipularang ini merupakan tempat untuk melakukan meditasi dan pertapaan bagi Prabu Siliwangi. /YouTube Kisah Tanah Jawa

MAPAY BANDUNG – Menurut mitos masyarakat Sunda, keberadaan Gunung Hejo di Purwakarta, Jawa Barat, erat kaitannya dengan petilasan Prabu Siliwangi.

Gunung Hejo yang bersebelahan dengan km 97 tol Cipularang, sangat kental dengan nuansa gaib dan peristiwa mistis.

Tak hanya petilasan Prabu Siliwangi, mata batin indigo Om Hao menguak misteri lain tentang keberadaan petilasan di Gunung Hejo ini.

Baca Juga: Inilah 5 Pantangan Penderita Asam Urat Kata dr. Saddam Ismail, Wajib Dihindari!

“Gunung Hejo ini dulunya saya lihat digunakan untuk tempat bersemedi, mendapatkan wangsit, dan berdiskusi dengan makhluk gaib,” kata Om Hao seperti dilansir MapayBandung.com dari kanal YouTube Kisah Tanah Jawa pada Sabtu 26 Februari 2022.

Seperti diketahui, Prabu Siliwangi adalah pemimpin kerajaan Pajajaran di tanah Sunda dan batu yang terletak di puncak Gunung Hejo bukanlah makam dari sang prabu.

“Ini petilasan saja dan di puncak ini ada pancer (batu), seperti simbol untuk melakukan semedi saja,” tutur indigo Om Hao.

Baca Juga: Mungkinkah Tuyul Pesugihan Mencuri Uang di ATM dan Bank? Begini Penjelasan Mbah Mijan

Mitos lain yang berkembang, di Gunung Hejo ini Prabu Siliwangi melakukan pertapaan ditemani sosok setia yang selalu mendampinginya.

“Eyang Prabu Siliwangi datang kesini saat terjadi kemelut di kerajaan Pajajaran yang kian meredup dan kedatangannya kesini dikawal oleh maung kesayangannya yaitu macan lodaya,” ujar Om Hao.

Tak hanya digunakan sebagai tempat pertapaan dan petilasan Prabu Siliwangi, Gunung Hejo pernah pula didatangi seorang wali penyebar agama Islam di tanah Sunda.

Baca Juga: Ini Perbedaan Tuyul Pesugihan Berwarna Merah dan Hijau Kata Mbah Mijan

“Dahulunya ada seorang pertapa yang mengembara di sekitaran Jawa Barat ketika era penyebaran agama Islam waktu itu,” tutur Om Hao.

Dari cerita warga saat pembangunan Tol Cipularang, Gunung Hejo ini hendak diratakan dan ingin dikeruk sebagian tanahnya untuk dijadikan jalan tol.

Beberapa kontraktor berusaha untuk meratakan Gunung Hejo pada waktu itu, tetapi gunung ini mendapat perlindungan secara gaib dan berdiri kokoh hingga sekarang.

Baca Juga: Flyover Kopo Beres April 2022, Sekda Ema: Bisa Digunakan Saat Lebaran

“Saat dibangun jalan Tol Cipularang sebenarnya mau diratakan, tetapi tidak bisa karena alat berat yang ada tiba-tiba saja mati,” kata Om Hao.

Peristiwa ini pernah terjadi dan erat kaitannya dengan mitos sebuah batu di puncak gunung yang tertutup kain putih.

Menurut indigo Om Hao, pancer atau batu ini adalah sebuah paku yang ditancapkan untuk menjaga keseimbangan alam.

Baca Juga: Makanan dan Minuman Ini Ampuh Perbaiki Pencernaan dan Sehatkan Usus Kata dr. Zaidul Akbar, Cocok untuk Sarapan

“Fungsi dari Gunung Hejo ini selain sebagai petilasan juga menjaga kestabilan lingkungan yang ada di sini,” ucap Om Hao.

"Kalau pancer (batu) ini dicabut, akan terjadi bencana," tandasnya.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Terpopuler