Terungkap! Inilah Mitos Gunung Srandil Cilacap dan Tradisi Larungan untuk Kanjeng Ratu Kidul

22 Februari 2022, 11:00 WIB
Salah satu petilasan di kaki Gunung Srandil./ vanuemagz.com /




MAPAY BANDUNG – Gunung Srandil yang terletak di Desa Glempangpasir, Kecamatan Adipala, Cilacap, termasyhur hingga beberapa daerah lainnya di Pulau Jawa.

Konon Gunung Srandil memiliki energi gaib yang berasal dari para leluhur dan banyak dikunjungi pegiat spiritual.

Selain terkenal karena mitos yang berkembang, Gunung Srandil menyimpan banyak sejarah terkait petilasan yang sering dikunjungi pada zaman kerajaan dahulu.

Baca Juga: Pemkot Bandung Gelar Operasi Pasar di Tiga Tempat Ini dengan Kuota 23.000 Liter

Satu yang paling banyak digaungkan hingga saat ini adalah petilasan Kaki Semar.

Keberadaan Semar adalah sosok yang diagungkan raja-raja Jawa pada masanya.

Hingga saat ini, tempat ini menjadi legenda lantaran tak lepas dengan mitos pesugihan yang terkait banyaknya profesi yang mengajukan keinginan.

Tak hanya dari kalangan biasa, pengusaha, pejabat, hingga selebriti kerap datang untuk melakukan praktik 'ngalap berkah' di tempat ini.

“Jadi disini itu banyak pengusaha yang ngalap berkah,” ucap Parapsikolog, Rara Istiaty, seperti dilansir MapayBandung.com dari kanal YouTube RCTI-Infotainment pada Selasa 22 Februari 2022.

Baca Juga: Soal Polemik JHT, Presiden Jokowi Minta Pembayaran JHT Dipermudah

Ki Sabdo, budayawan Jawa mengungkap jika Gunung Srandil bukanlah tempat untuk mencari pesugihan.

Ia meluruskan keberadaan Gunung Srandil adalah satu dari sekian lokasi untuk memuliakan Tuhan.

Selain petilasan Kaki Semar di Gunung Srandil, Kabupaten Cilacap juga terkenal dengan ritual larung ke laut.

Larung yang dilakukan merupakan bentuk ucapan rasa syukur dan penghormatan dengan Kanjeng Ratu Kidul yang sangat kental dengan pesisir pantai selatan Pulau Jawa.

Prosesi larung yang akan dilakukan di tepi pantai dilakukan dengan membuat dua buah tandu yang berisi beragam hasil bumi dan isi lainnya.

Tandu yang berwarna hijau ditujukan untuk Kanjeng Ratu Kidul, sedangkan tandung berwarna merah untuk Eyang Semar.

Menurut tradisi yang dipercaya masyarakat pesisir Cilacap, ada pantangan saat melakukan ritual larungan.

Baca Juga: Benarkah 5 Jenis Buah Ini Bisa Bikin Keguguran? Simak Penjelasan dr. Ema Berikut

Peserta tidak diperbolehkan memakai pakaian berwarna hijau. Selain itu yang membawa sesembahan berupa busana untuk Kanjeng Ratu Kidul haruslah seorang gadis.

“Jadi larungan adalah ucapan rasa syukur kepada Ibu Ratu Kidul, bukan sebuah persembahan,” ucap Ki sabdo.

Beraneka makanan dan buah-buahan disiapkan untuk dilarung ke lautan. Setiap sesaji memiliki makna tersendiri.

Satu di antaranya adalah wajit yang disebut sebagai simbol kebajikan dalam mengarungi kehidupan.

Menurut kepercayaan warga setempat, tradisi larungan yang disebut sedekah laut adalah bentuk ucapan syukur atas limpahan rezeki dari alam semesta.

Selain itu terdapat pula mitos yang menyebut jika tradisi larungan akan membuat warga terhindar dari berbagai macam bencana.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler