MAPAY BANDUNG - Ada sebuah cerita masyarakat mengatakan, bahwa gadis yang berasal dari suku sunda dilarang untuk menikahi lelaki yang berasal dari suku jawa.
Hingga saat ini, cerita tersebut ternyata masih banyak yang mempercayai sehingga menimbulkan pro kontra.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun, akhirnya memberikan komentar terkait beredarnya cerita masyarakat yang tak kunjung usai.
Seperti dilansir MapayBandung.com dari Instagram pribadinya @ridwankamil, Rabu 8 Desember 2021, ia mengatakan cerita masyarakat tersebut hanyalah sebuah mitos.
"Itu hanya mitos yang diproduksi dalam menafsirkan peristiwa bersejarah Perang Bubat yang sudah jauh lewat dan memiliki multitafsir sejarah," tulis Kang Emil sapaan akrabnya, dalam caption.
Dalam unggahannya di Instagram, Kang Emil juga menunjukkan beberapa jalan di wilayah Pemprov Jabar yang dinamai menggunakan nama Raja Majapahit, begitupula di wilayah Pemprov DIY.
"Di Jogja sudah hadir Jalan Pajajaran dan Jalan Siliwangi. Sementara di Bandung hadir Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Wuruk," katanya.
Banyak yang tidak tahu, jika Alun-alun Utara Jogjakarta salah satu pohon beringin yang bernama Wijayandaru, adalah pohon yang bibitnya diambil dari Keraton Pajajaran.
Tarian Bedhoyo Sapto ciptaan Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah terjemahan dari Serat Pajajaran, yang diekspresikan dalam sendra tari Keraton Jogja.
Lebih lanjut Kang Emil menyebut, Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemprov Jabar bersepakat untuk terus membangun narasi persatuan dan perdamaian.
"Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, bersepakat dengan kami di Pemprov Jawa Barat untuk terus membangun narasi persatuan dan perdamaian di tengah bisingnya ruang informasi bangsa ini dengan banyaknya tontonan pertengkaran di level elit dan akar rumput," ujarnya.
Ia berharap, narasi-narasi seperti larangan gadis sunda dilarang menikahi lelaki jawa dikurangi, sebab itu hanyalah mitos belaka.
"Mari kedepankan narasi dan posting-posting yang membawa rasa persatuan dan perdamaian," pungkasnya.***