Drakor Racket Boys Dapat Tanggapan Buruk dari Indonesia, Ini Tanggapan Netizen Korea

20 Juni 2021, 11:36 WIB
SBS kembali dibanjiri hujatan warganet karena permohonan maafnya ke Indonesia terkait Racket Boys dinilai tak serius dan seakan meremehkan. /Instagram/@sbsdrama.official

MAPAY BANDUNG - Racket Boys, merupakan salah satu judul drama Korea (drakor) yang tayang tepatnya sejak 31 Mei 2021 yang lalu, kini tengah menjadi perbincangan bagi warganet Indonesia.

Pasalnya setelah penayangan episode kelimanya, rating drama ini sempat anjlok.

Hal tersebut dapat terjadi, alasannya adalah salah satunya akibat dari banyak penonton dari Indonesia yang kurang nyaman dengan jalan cerita episode kelima drakor yang juga berjudul Racket Sonyeondan tersebut.

Jika melihat dari awal sinopsisnya tidak ada yang menjadi masalah. Drakor Racket Boys menceritakan tentang kisah anak-anak di sebuah pedesaan di Korea, yang mempunyai impian untuk menjadi atlet badminton yang sukses.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya masalah muncul dalam episode lima, pada saat Racket Boys pergi bertanding ke Indonesia.

Baca Juga: Drakor Racket Boys Singgung Penonton Indonesia, SBS Akhirnya Minta Maaf

Dikutip MapayBandung.com dari kanal YouTube Korean Reomit, Jang Hansol yang merupakan orang Korea asli yang sudah lama tinggal di Indonesia serta sering membahas seputar budaya Korea dan Indonesia, juga ikut bicara soal masalah ini.

“Disitu (episode lima Racket Boys) dicerminkan seolah-olah kaya penginapan yang diberikan dari Indonesia untuk atlet Korea nggak bagus, tempat latihannya untuk atlet korea (juga) nggak bagus padahal untuk atlet Indonesia bagus, terus supporter nya juga kurang kondusif kayak mengganggu permainan kayak gitu. Sehingga cukup banyak penonton Indonesia yang merasa tidak nyaman,” ungkap Jang Hansol dalam kanal Youtubenya Korea Reomit, Sabtu, 19 Juni 2021.

Hansol sangat menyayangkan hal ini, di saat bersamaan dia juga tidak menyalahkan staff yang telah membuat drakor tersebut.

Hansol menjelaskan jika dia mengakui dan banyak yang mengakui jika Indonesia sendiri, masuk dalam negara-negara top di dunia terkait olahraga badminton, sampai banyak pelatih-pelatih badminton luar negeri yang berasal dari Indonesia.

Dia juga paham jika dalam drama sudah biasa untuk sedikit melebih-lebihkan untuk membuat dramanya makin menarik.

Namun disaat yang bersamaan jika drama yang dibuat untuk ditonton banyak orang, membuat banyak orang tersebut tidak nyaman, perlu dipertanyakan kembali.

“Aku juga paham untuk membuat drama ini lebih menarik mungkin mereka sedikit melebaykan dikit gitu ya. Cuman kalau yang nonton nggak nyaman. Apa gunanya gitu?” tegas Hansol.

Tidak hanya itu Jang Hansol pun penasaran bagaimana tanggapan dari orang-orang Korea sendiri terhadap drakor Racket Boys atau terhadap permasalahan ini.

Dia menjelaskan bahwa mayoritas orang Korea juga menanggapi permasalahan ini dengan negatif.

“Gimana sih tanggapan orang-orang Korea tentang drama ini ataupun tentang kejadian ini ? Dan di situ, kalau banyak mayoritas komentar adalah, ini merupakan drama yang malu-maluin negara, jelas-jelas sekarang ini merupakan era dimana drama Korea ditonton gak cuman dari Korea tapi bahkan ditonton oleh banyak orang dari luar negeri juga. Apa gunanya kalau drama ini mungkin mendapatkannya banyak review positif dari dalam negeri, tapi ternyata ini membuat banyak orang di luar negeri jadi nggak suka sama drama Korea bukankah itu malah sebuah kehilangan yang lebih besar,” jelas Hansol.

Baca Juga: Rating Racket Boys Turun Drastis, Judul Diganti Jadi 'RacketRacist' di IMBD

Ia juga menambahkan kepada orang-orang Indonesia penggemar Korea, karena orang-orang Korea pun tidak memiliki image negatif terhadap orang Indonesia.

“Sehingga pertama-tama nggak perlu khawatir, kalau orang korea itu nggak punya image negatif dan orang Indonesia pasti nyurangin itu nggak,” katanya.

Ia juga percaya pihak SBS yang menangkan Racket Boys sudah seberusaha mungkin membuat drama ini.

Hansol juga menceritakan bahwa pihak SBS sendiri sudah meminta maaf, tetapi ia melihat jika permohonan maaf tersebut kurang tepat.

“Alangkah baiknya kalau misalnya kata maafnya ataupun maksud minta maafnya tuh bisa diutarakan di postingan yang baru saja, menurut ku sih terkesan kayak minta maaf ya itu cuman di tulis di comment kurang, sama aku yakin kalau dikomunikasikan, paling nggak bisa kita carilah titik tengahnya,” lanjutnya.

Bersamaan dengan kejadian ini juga menjadi pembelajaran untuk Hansol sebagai pembuat konten apapun alasannya meskipun itu baik, tetapi jika dengan kontennya banyak orang yang merasa tidak nyaman adalah suatu tindakan yang kurang baik.

“ini jadi pembelajaran buat aku juga aku sih berharap kedepannya konten-konten dari TV Korea pun dari aku pun bisa membuat konten yang sama-sama nyaman dan hubungan antara Korea dan Indonesia itu membaik bukan menjadi konten yang malah harus menilai atau saling tunjuk,” ucapnya.

Pada akhirnya dia berpesan untuk kejadian akibat drakor ini agar diselesaikan dengan cara terbaik agar hubungan antara kedua negara tidak terganggu.

Baca Juga: Banjir Kritik, Drakor Joseon Exorcist Resmi Berhenti Tayang

“Aku yakin pihak SBS itu sudah memberikan yang terbaik cuman alangkah indahnya kalau masih bisa dikomunikasikan dan diluruskan tentang kejadian ataupun keramaian yang sudah timbul diakibatkan drama itu,” tutup Hansol.*** (David Wardana Saputra)

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler