"Dari orang-orang kalangan bawah, dari latar belakang yang berbeda, dari orang yang baru datang ke Jakarta ingin mendapatkan uang banyak dengan cara singkat," ucap Peter.
Sementara itu, Wulan Guritno menyebut dirinya ingin menyuguhkan pengalaman sinema mengenai kota Jakarta dari sudut pandang berbeda.
Terutama terkait sudut pandang pengedar dan kurir narkoba beroperasi. Melalui film Jakarta vs Everybody ini, setidaknya penonton bisa lebih menyadari bahwa realitas yang digambarkan memang terjadi dan dapat dijadikan sebagai pembelajaran.
"Film ini (Jakarta vs Everybody) sendiri adalah realita sosial sehingga ini digambarkan ‘se-real’ sedemikian rupa. Jadi ini jendela buat teman-teman melihat kehidupan sisi lain kota Jakarta," ucap Wulan Guritno.
Selain mendalami peran, artis cantik berusia 40 tahun ini sempat melakukan observasi bersama pemeran lainnya mengenai seluk-beluk kegelapan Kota Jakarta.
Wulan Guritno bahkan mengobrol dengan mantan kurir narkoba hingga menyamar ke kelab malam untuk memahami pengalaman dari sudut pandang lain.
Walaupun Jakarta vs Everybody menampilkan sisi kelam wajah ibukota, Wulan Guritno menekankan bahwa film ini juga menyoroti poin penting mengenai kesempatan kedua atau proses manusia bisa keluar dari perjalanan hidup yang berliku.***