Rumah kontrakan seharga Rp2,5 juta per tahun itu ia gambarkan seperti rumah kayu pada umumnya di Kalimantan.
Rumah tersebut hanya beralas tanah, tidak memiliki atap yang rapi, dan kerap dilintasi tikus.
Jadi keluarganya harus tidur menggunakan kelambu agar aman dari binatang.
"Bukan hanya di Kalimantan hidup susah, sampai di Jakarta pun masih. Mama kan berjuang sendirian jadi ya ngontrak, kita pernah tinggal di kos-kosan satu kamar sampe badan aku dan kakak aku tuh keluar keringet saking panasnya," ujarnya.
Alasan memutuskan kembali ke Jakarta karena sang Ibu melihat potensi atau bakat yang dimiliki Natasha sangat besar.
Baca Juga: 3 Kunci Bahagia dalam Hidup Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah, Salah Satunya Sabar
Baca Juga: Viral Seorang Warga Dimangsa Buaya di Sungai Musi, Begini Fakta Sebenarnya
Di usia 8 tahun, keluarganya memutuskan kembali ke Jakarta guna mengembangkan bakat modelingnya.
"Eh untungnya menang barulah akhirnya punya jalan untuk casting iklan kebetulan juri yang waktu itu nawarin," kenangnya.
Sinetron pertama yang Natasha bintangi dibayar Rp2-3 juta untuk satu episode karena menjadi peran utama antagonis.