MAPAY BANDUNG – Komika Arie Kriting menyinggung langkah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang memperbolehkan Saipul Jamil tampil di televisi.
Saipul Jamil diizinkan tampil di televisi untuk memberikan edukasi tentang bahayanya pedofilia.
Arie Kriting pun melalui akun Twitternya pada Kamis, 9 September 2021, menyindir kebijakan tersebut.
“Nah, kalau ini setuju deh. Boleh lah dibuatin acara edukasi,” cuit Arie Kriting dikutip MapayBandung.com dari akun Twitternya pada Jumat, 10 September 2021.
Baca Juga: Kisah Horor Driver Taksi Online di Bandung Antarkan Penumpang Gaib ke Kuburan Angker Cikadut
Suami dari Indah Permatasari itu lantas menambahkan kalimat sarkas dan sindiran terkait dengan keputusan KPI itu.
“Jadi yang mau belajar caranya ‘hap hap’ anak di bawah umur yang lagi tidur, biar bisa tahu caranya bagaimana. Silahkanlah televisi bikin acara, biar para pedofil jadi pinter-pinter,” tulis Arie Kriting dalam akun Twitternya.
Dalam tweet selanjutnya, Arie Kriting menyampaikan bahwa di Indonesia ini, masih banyak pihak yang ‘gagap’ mengenai status seorang pedofil di tengah masyarakat.
Dengan bercanda, pemain film Comic 8 itu kemudian menyarankan agar dibuat komisi khusus yang bernama Komisi Pedofil Indonesia untuk membuat pihak yang ‘gagap’ itu mengerti dengan bahaya dan dampak dari seorang pedofil.
“Karena tampaknya banyak pihak yang gagap mengenai status dan kehadiran seorang pedofil di tengah masyarakat, sepertinya mending dibuat lembaga khusus untuk hal ini. Bagaimana kalau dibuat Komisi Pedofil Indonesia,” akhir dari tweet Arie Kriting.
Sebelumnya, setelah Saipul Jamil bebas dari penjara, ia kembali lagi ke layar kaca televisi pada beberapa waktu lalu.
Akibatnya, KPI dikecam keras oleh para warganet. Mereka menginginkan agar Saipul Jamil dilarang tampil kembali di televisi, karena dinilai tidak pantas.
Namun sejak Kamis, 9 September 2021, KPI telah memutuskan bahwa Saipul Jamil masih diizinkan untuk tampil di layar kaca televisi.
Baca Juga: Ternyata Mendoakan Orang Secara Diam-diam Bisa Langsung Dikabulkan Lho
Hanya saja dengan tujuan untuk mengedukasi dan bukan dengan tujuan untuk menghibur.
Keputusan KPI itu tampaknya dinilai sebagai keputusan yang tidak bijak oleh sebagian besar masyarakat.
Banyak masyarakat yang tidak setuju dengan keputusan tersebut, sehingga mereka kembali melayangkan protes dan sindiran terhadap KPI.*** (Anggia Ananda/JOB Training)