Soal Tragedi Kanjuruhan, Sudah Tepatkah Polisi Tembakan Gas Air Mata untuk Bubarkan Massa?

- 2 Oktober 2022, 16:30 WIB
Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan
Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan /Sri Yatni/

MAPAY BANDUNG - Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dan 180 orang dirawat, dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pasca pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Tragedi ini dipicu karena para suporter mengalami sesak nafas hingga kekurangan oksigen di dalam lapangan, akibat adanya tembakan gas air mata dari polisi.

Hal ini dibenarkan oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Minggu 2 Oktober 2022.

Baca Juga: Tegas! Jokowi Minta Menpora, Kapolri dan PSSI Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan Malang

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," tutur Nico Afinta, yang dikutip MapayBandung.com dari ANTARA, Minggu 2 Oktober 2022.

Sesungguhnya, pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan itu berjalan dengan lancar.

Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa, dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Baca Juga: Saksi Mata Ungkap Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang Telan Korban Hingga 127 Orang

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan, dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Halaman:

Editor: Asep Yusuf Anshori

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x