Postur Tinggi Penting untuk Piala Dunia U-20, Shin Tae-yong: Timnas Butuh Pemain Naturalisasi

- 21 Juli 2022, 16:00 WIB
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong /PSSI

MAPAY BANDUNG - Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY) menyampaikan dalam menatap Piala Dunia U-20 mendatang, timnas Indonesia butuh pemain berpostur tinggi.

Shin Tae-yong menyoroti bahwa salah satu jalan untuk mewujudkan komposisi tim yang sempurna adalah dengan melakukan program naturalisasi.

"Khusus untuk tim U-19 membutuhkan pemain baru termasuk program naturalisasi. Ini harus dilakukan karena persaingan di Piala Dunia U-20 akan berjalan keras, ketat, dan berat sehingga dibutuhkan pemain yang benar-benar siap dari sisi apapun," kata pelatih asal Korea Selatan itu.

Pasalnya, di tim U-19 ada beberapa kekurangan khususnya untuk posisi stoper, bek kiri dan kanan, pengatur serangan (untuk melapis Marselino), dan gelandang bertahan.

Baca Juga: Persija Jakarta Ikat Pemain Timnas Bahrain Yusuf Helal 3 Tahun, Asing Macan Kemayoran Lengkap

"Skill juga bagus, tetapi tingginya kurang. Saat tampil di Piala Dunia U-20, kita akan menghadapi tim dengan postur yang tinggi-tinggi dan kekar. Jadi tentu di tim ini butuh pemain baru termasuk pemain naturalisasi," tambahnya.

STY juga menyoroti pemain yang kurang percaya diri ketika menghadapi tim -tim yang lebih kuat.

Hal itu harus diperbaiki karena saat Piala Dunia U-20, Indonesia akan menghadapi tim-tim kuat dari Eropa, Amerika Latin, maupun Asia.

"Saya harus akui percaya diri tim ini kurang pada awalnya termasuk mental khususnya menghadapi tim-tim besar. Tetapi, perlahan pemain mulai bisa mengatasi masalah ini. Anda lihat di Piala AFF, mental itu mulai bisa teratasi dan itu harus terus dipertahankan saat menghadapi tim besar," imbuh pelatih berusia 52 tahun itu.

Baca Juga: Bisa Jauhkan Diri dari Penyakit dan Marabahaya, Inilah 4 Weton dengan Khodam Penyembuh Alami Tertinggi

Endri Erawan menambahkan tim ini sebenarnya belum maksimal. Itu sebabnya Endri setuju untuk menambah pemain baru termasuk melakukan naturalisasi khsusunya dari Belanda.

"Kenapa dari Belanda karena di negara itu banyak pemain keturunan Indonesia di sana. Jadi ke depan kalau mau melakukan pemusatan latihan lebih baik di Belanda. Selain bisa melihat calon pemain naturalisasi di sana, klub-klub di Belanda juga sangat kuat, sehingga ketika uji coba sangat bermanfaat," imbuh Endri.

Asisten Manager Sumarji juga setuju dengan pernyataan Endri. Menurutnya dengan usia yang rata-rata berkisar 17-18, mental mereka belum terbentuk secara maksimal. Itu sebabnya butuh bantuan orang lain. Misalnya seorang psikolog atau motivator.

Baca Juga: PSSI, PT LIB, dan Mabes Polri Gelar Rakor Jelang Kick-off Liga 1, Begini Hasilnya

"Anda bisa lihat saat laga pertama melawan Vietnam, mental dan skema permainan tidak berkembang. Ini selalu menjadi problem saat Indonesia main di laga pertama. Itu harus menjadi koreksi STY agar setiap laga pertama sudah langsung tune in. Langsung ngegas."

Terkait dengan usulan Endri dan Sumarji itu, STY juga pernah memakai psikolog dan motivator selama di Korea Selatan, tetapi hasilnya tidak bagus. Namun, jika psikolog dan motivator itu mengetahui bola dan suka bola hasilnya bisa beda.

"Akan lebih baik, jika ketua umum, manager, bisa memberikan motivasi pemain pada sesi yang lain dengan waktu yang lebih lama. Bisa juga mengumpulkan pemain di tempat tertentu dan diberikan motivasi," ujar STY.***

Editor: Haidar Rais

Sumber: PSSI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah