Dinamika Komunitas Sepakbola Bandung

- 19 April 2021, 13:53 WIB
Ilustrasi potret sejumlah komunitas sepak bola di Bandung
Ilustrasi potret sejumlah komunitas sepak bola di Bandung /Instagram @pesat.fc, @alumni_java, @aspakfc.opisial, @planet_fc_

MAPAY BANDUNG - Komunitas sepak bola di Bandung Raya terus berkembang. Saking berkembangnya, sempat ada liga komunitas sepak bola di Bandung yang berjalan layaknya liga professional.

Perjalanan mempertahan komunitas sepak bola tentunya tidaklah mudah, apalagi tidak ada manager atau "kasarnya" penyokong dana yang dominan.

Tentunya untuk menjalankan aktivitas utama komunitas yakni bermain sepak bola adalah hasil dari urunan komunitas. Nah, permasalahan internal komunitas biasanya dimulai dari sini.

Baca Juga: Menyesal, Slamet Pemilik Akun Twitter Siaran Bola Live Siap Minta Maaf di Depan Keluarga Valentino Jebret

Hasil riset ke beberapa komunitas sepak bola yang penulis ikuti, beberapa permasalahan yang seringkali muncul di antaranya adalah :

1. Banyaknya anggota pemain yang ingin ikut sepak bola tapi tidak mau udunan (biasanya tipe ini adalah tipe anggota yang dirinya merasa senior atau pemain bintang)

2. Jumlah pemain yang absen saat pertandingan tidak seusai ketika di lapangan yang berdampak terhadap jumlah urunan yang harus ditanggung oleh anggota.

Biasanya ada anggota pemain yang tidak mau urunan sesuai dengan jumlah pemain sehingga harus ditanggung oleh panpel.

Baca Juga: Tim Inggris Berpeluang Kuasai Eropa Musim ini

3. Perbedaan pendapat di grup Whatsapp baik itu tentang sepak bola atau bukan, yang pada akhirnya menurunkan semangat bermain sepakbola.

4. Sering menunggaknya pembayaran kostum.

5. Ada pemain yang akhirnya malas bermain sepak bola karena panpel menentukan harga urunan yang tidak sesuai dan cenderung mengambil keuntungan.

6. Idealis pemain yang tidak sejalan dengan panpel

Baca Juga: Setelah Berhasil Perjuangkan Izin Sepak Bola, Menpora Kini Perjuangkan Izin IBL

7. Kurang aktifnya panpel dalam mencari jadwal pertandingan

8. Mengikuti liga atau turnamen sepak bola yang biayanya dibebankan kepada pemain, seringkali juga membuat aktivitas komunitas terganggu.

Dari berbagai persoalan komunitas sepak bola di atas, yang paling sering terjadi adalah poin nomor dua dan empat, sehingga berdampak terhadap kegiatan utama komunitas yang bermain sepak bola.

Baca Juga: KABAR BAIK! Polri Resmi Keluarkan Izin Keramaian Kompetisi Sepak Bola Indonesia

Hal di atas jarang terjadi jika komunitas sepak bola dibentuk oleh kebanyakan teman satu kampus, satu pekerjaan, atau bahkan oleh satu orang sebagai pemodal.

Tetapi jika dibentuk hanya oleh hobi dan di isi oleh berbagai orang dari berbagai latar belakang, biasanya komunitas tersebut tidak bertahan lama.

Ujungnya, pemainnya akan gabung ke komunitas lain yang aktif bermain atau sudah punya jadwal tersendiri. Nah pemain tersebut punya nilai plus minus, pembahasan ini akan dilanjutkan pada artikel bagian kedua, nantikan.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah