“Akhirnya ada stigma jika malam 1 Suro itu klenik yang tidak diinginkan,” sambungnya.
Terkait dengan sistem kalender Jawa, perlu dicatat jika sistem perhitungan hari dan bulan tersebut adalah gabungan dari kalender Hijriah, Hindu, dan Georgian.
Baca Juga: Cukup Beri Tanaman Satu ini, Perkutut yang Giras Langsung Jinak
Pencetus kalender ini adalah seorang raja Kesultanan Mataram yang memerintah pada 1613 hingga 1645.
“Sebenarnya sejarah malam 1 Suro berkaitan dengan rasa keprihatinan mendalam seorang raja bernama Sultan Agung Hanyokrokusumo,” tutur Prapto.
“Mengapa diciptakan 1 Suro? Karena Sultan Agung merasa gagal dalam setiap tindakan, apalagi saat penyerangan Batavia pada 1628 yang tidak didukung oleh masyarakat,” sambungnya.
Lemahnya dukungan masyarakat saat penjajahan Batavia saat itu disebabkan karena masyarakat yang terpecah belah akibat perbedaan keyakinan.
Baca Juga: 10 Jenis Sesajen untuk Upacara Adat, Nomor 4 Sering Ditemukan di Malam 1 Suro
Bagian pesisir utara pulau Jawa memeluk agama Islam, bagian tengah dan pedalaman beragama Hindu Budha, sedangkan bagian selatan Pulau Jawa menganut aliran kebatinan Jawa.
“Sultan prihatin, kemudian terciptalah penanggalan Jawa untuk memulai budaya yang baru untuk menyatukan mereka,” ucapnya.