5 Provinsi Ini Harus Hati-Hati Atas Lonjakan Kasus Positif Covid-19, Jokowi: Kita Butuh Respon Cepat

- 8 Agustus 2021, 09:30 WIB
Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat tebatas pada Sabtu 7 Agustus 2021
Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat tebatas pada Sabtu 7 Agustus 2021 /Biro Pers Sekretariat Presiden

MAPAY BANDUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh jajarannya di tingkat pusat maupun daerah untuk merespon cepat terhadap peningkatan kasus aktif positif Covid-19.

Dari data yang dimilikinya, Jokowi melihat telah terjadi pergeseran peningkatan kasus positif virus corona di luar Jawa dan Bali.

Ia meminta seluruh pihak baik di pusat maupun daerah untuk dapat merespon kenaikan angka kasus tersebut dengan respon cepat.

"Yang kita butuhkan sekarang ini, respon cepat," tegas Jokowi dalam rapat terbatas secara virtual, Sabtu 7 Agustus 2021.

Baca Juga: Zudan Arif Fakhrullah: Mau Vaksinasi Tapi Belum Punya NIK, Segera Hubungi Disdukcapil dan Dinkes

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Indonesia, Sabtu 7 Agustus 2021: Total Kasus Sembuh Tembus 3 Juta Orang

Bukan tanpa alasan, kata Jokowi, dalam catatannya ia melihat peningkatan kasus yang signifikan antara 25 Juli 2021 dengan kontribusi provinsi di luar Jawa-Bali adalah 13.200 kasus atau 34 persen.

Ia melanjutkan, data per 1 Agustus 2021, naik menjadi 13.589 kasus dan pada 6 Agustus 2021 naik fantsatis menjadi 21.374 kasus atau 54 persen dari kasus baru secara nasional.

"Hati-hati dengan kenaikan dalam dua minggu ini," ujarn Jokowi.

Ia memerintahkan Panglima dan Kapolri untuk betul-betul mengingatkan kepada para Pangdam, Kapolda dan Danrem, Dandim, Kapolres, di daerah untuk melakukan respon cepat.

Presiden membeberkan 5 daerah di luar Jawa dan Bali, yang saat ini mengalami lonjakan kasus positif Covid-19.

"5 provinsi yang tinggi pada 5 Agustus kemarin, Kaltim kasus aktif yang ada 22.529, Sumut 21.876, Papua 14.989, Sumbar 14.496, Riau 13.958, itu hari Kamis," ungkap Jokowi.

Ia pun menerangkan, dalam dua hari hanya Kaltim dan Papua yang angkanya turun.

"Yang turun saya lihat di dua hari kemarin di Kaltim dan Papua, tapi hati-hati ini selalu naik dan turun," lanjutnya.

Baca Juga: 12 Kabupaten/Kota di Jabar Masih Berstatus Zona Merah, Termasuk Kota Bandung

Baca Juga: Ramai Baliho Kampanye Tokoh Politik di Sejumlah Daerah, Fadli Zon: Mereka Sebenarnya Tak Percaya Diri

Satu provinsi lainnya yang juga memiliki risiko tinggi dari kenaikan kasus positif virus corona adalah NTT.

Lonjakan kasus positif di NTT, menurut Jokowi, harus mendapatkan respon cepat dari pemerintah daerah setempat.

"Yang perlu hati-hati NTT, saya lihat dalam seminggu kemarin tanggal 1 Agustus di NTT masih 886 kasus, 2 Agustus 410 kasus, tanggal 3 Agustus 608 kasus, tanggal 4 ada 530kasus. Tetapi lihat, di tanggal 6 kemarin, 3.598 kasus. Angka-angka seperti ini yang harus di respon secara cepat," tegasnya.

Ia meminta pemerintah daerah bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk melakukan 3 penanganan sekaligus.

Diantaranya adalah pembatasan mobilitas masyarakat.

"Kalau sudah kasusnya gede seperti itu mobilitas masyarakat harus di rem," ujar Jokowi.

Hal lainnya yang harus segera dilakukan adalah testing dan tracing, juga isomasi terpusat yang ada di daerah.

Baca Juga: Atta Halilintar Lakukan Aksi 1 untuk 10 di Tengah PPKM, Gerakan Apa Itu?

Baca Juga: Gelar Vaksinasi Gratis, Dishub Jabar Sasar Pekerja Transportasi, Ini Cara Daftarnya

Dalam rapat terbatas tersebut, Presiden Jokowi menegaskan bahwa tiga hal tersebut harus langsung dilakukan untuk mengatasi lonjakan kasus positif Covid-19.

"Ini pengalaman di provinsi-provinsi di Jawa, tiga hal ini yang bisa dilakukan," pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah