Apa Itu Tapa Bisu? Inilah Rangkaian Ritual Bertapa dalam Keheningan di Malam 1 Suro

22 Juli 2022, 21:00 WIB
Ilustrasi kalender jawa. Inilah rangkaian ritual bertapa dalam keheningan malam 1 Suro, ataui disebut juga dengan tapa bisu. Tapa bisu dilakukan masyarakat Jawa. /Pixabay/dihashasanudin



MAPAY BANDUNG – Malam 1 Suro adalah malam yang sangat dianggap keramat bagi masyarakat Jawa.

Satu diantara rangkaian ritual malam 1 Suro yang masih dilakukan hingga sekarang yaitu Tapa Bisu (Topo Bisu) yang berarti bertapa dalam keheningan.

Tradisi Tapa Bisu Lampah Mubeng Benteng Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah tradisi tahunan yang dilakukan dengan mengelilingi area di sekitar Keraton Yogyakarta.

Ritual Tapa Bisu dilaksanakan dengan mengelilingi area Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di malam 1 Suro tanpa berbicara sepatah kata pun.

Baca Juga: Siap-siap Dapat Rezeki, Inilah Ciri dan Keistimewaan Katuranggan Burung Tekukur Songgo Ratu

Dikutip MapayBandung.com dari laman resmi Dinas Pariwisata Yogyakarta pada Jumat 22 Juli 2022, tradisi Tapa Bisu telah dilaksanakan turun temurun sejak zaman Sri Sultan Hamengku Buwono II.

Tujuannya tentu saja untuk menyambut malam 1 Suro yang dianggap sakral.

Ritual Tapa Bisu pada malam 1 Suro dilaksanakan sebagai bentuk introspeksi serta pendeketan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Para pelaku berharap agar selalu diberikan perlindungan serta keselamatan di tahun baru yang akan datang.

Ada beberapa rangkaian ritual Tapa Bisu yang dilakukan saat malam 1 Suro.

Baca Juga: Punya 14 hingga 21 Bulu Ekor, Berikut 7 Katuranggan Perkutut Pemilik Tuah Sakti, Cek Sekarang Juga!

Diawali dengan melantunkan tembang ‘Macapat’ yang diucapkan para abdi dalem. Kidung tembang Macapat berisi lirik yang terselip doa-doa serta harapan lebih baik untuk tahun depan.

Pelantunan tembang Macapat biasanya dilakukan di area Keben Keraton Yogyakarta.

Selama melakukan Tapa Bisu, para peserta tirakat yang tengah mengelilingi benteng dilarang berbicara, minum, maupun merokok. Hal ini adalah simbol perenungan serta intropeksi diri.

Keheningan total selama mengelilingi benteng keraton adalah simbol evaluasi sekaligus keprihatinan terhadap segala perbuatan selama setahun ke belakang.

Baca Juga: Mitos dan Misteri Malam 1 Suro Dikupas Tuntas Pakar Kejawen, Ternyata Ini yang Terjadi dengan Bangsa Lelembut

Peserta yang melakukan ritual Tapa Bisu harus mengelilingi lingkungan benteng keraton dengan jarak kurang lebih sepanjang 4 km.

Rute dimulai dari Bangsal Pancaniti, Jalan Rotowijayan, Jalan Kauman, Jalan Agus Salim, Jalan Wahid Hasyim, Suryowijayan, melewati Pojok Beteng Kulon, Jalan MT Haryono, Pojok Beteng Wetan, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Ibu Ruswo, hingga berakhir di Alun-alun Utara Yogyakarta.

Selain warga Yogyakarta dan warga lokal yang mengikuti ritual Tapa Bisu ini, turis asing pun terlihat ramai dan antusias mengikuti ritual Tapa Bisu secara khidmat.

Tak hanya mengharap keberkahan rezeki, peserta ritual Tapa Bisu berdoa agar di tahun yang baru ini mendapat kesehatan serta dibebaskan dari segala macam penyakit.

Bagaimana, apakah Anda tertarik melakukannya?***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler