Perbanyak Ibadah! Ini Dia Bocoran Waktu Terjadinya Lailatul Qadar Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani

- 1 April 2023, 19:00 WIB
Berikut ini tanda-tanda turunnya malam Lailatul Qadr disertai Surat Al Qadr lengkap dengan bahasa Arab, latin dan terjemahan
Berikut ini tanda-tanda turunnya malam Lailatul Qadr disertai Surat Al Qadr lengkap dengan bahasa Arab, latin dan terjemahan //pixabay.com

 

MAPAY BANDUNG - Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan yakni Lailatul Qadar, dimana malam tersebut lebih baik dari seribulan.

Disebutkan dalam surah Al-Qadar ayat 1-3, pada malam Qadar atau malam Lailatul Qadr memiliki kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan.

Sebab, saat malam Lailatul Qadar, Allah SWT menurunkan kitab suci Al-Quran.

Selain itu, Lailatul Qadar juga merupakan keistimewaan yang Allah berikan untuk umat Nabi Muhammad dibanding umat-umat lainnya. Dalam kitab Ahkamul Qur’an, Ibnu ‘Arabi (1165-1240 M) menjelaskan dengan mengutip pendapat Al-Qadli,

Baca Juga: Kreasi Sajian Melon Praktis, Resep Es Kuwut Melon Kelapa Untuk Ide Jualan Takjil Ramadhan 2023

"Sungguh umat Muhammad saw telah mendapat anugerah yang tidak akan diberikan kepada umat lain selamanya. Yaitu: Pertama, melakukan shalat lima waktu dengan pahala sebesar shalat lima puluh waktu. Kedua, berpuasa bulan Ramadhan dibalas sebesar puasa selama satu tahun. Ketiga, zakatnya cukup seperempat dari sepersepuluh. Keempat, membaca akhir surat al-Baqarah pahalanya seperti ibadah satu malam full. Kelima, shalat Subuh pahalanya seperti ibadah satu malam full. Keenam, shalat Isya pahalanya seperti menghidupkan separuh malam. Ketujuh, anugerah yang tidak ada tandingannya, yaitu malam Lailatul Qadar yang lebih utama daripada 1000 bulan.” (Lihat Ahkamul Qur’an li Ibni ‘Arabi, juz 4, hal. 428)

Kita tidak bisa memastikan, kapan persisnya malam mulia itu tiba. Karena Allah swt memang merahasiakannya. Tetapi, kita masih bisa memprediksinya melalui pendapat para ulama yang ada.

Dilansir MapayBandung.com dari website islam.nu.or.id, Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449 M), salah satu ulama hadits terkemuka dari mazhab Syafi’i memaparkan:

Baca Juga: Resep Ayam Goreng Lezat, Cocok Untuk Menu Berbuka, Bahan Sederhana, Rasa Bintang Lima

Menurut Ibnu Hajar, terkait waktu terjadinya malam Lailatul Qadar, ada banyak sekali pendapat, masing-masing pendapat dengan landasan argumennya. Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyebutkan ada 45 pendapat soal ketetapan waktu malam Lailatul Qadar.

Namun, menurut Ibnu Hajar, dari 45 pendapat itu, yang paling unggul adalah pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Jatuhnya di malam berbeda pada tiap tahunnya.

Dari tanggal-tanggal ganjil itu, yang paling potensial adalah tanggal 21 dan 23 Ramadhan. Sebagaimana pendapat Imam Syafi’i. Sementara menurut mayoritas ulama adalah malam tanggal 27 Ramadhan. (Lihat Fathul Bari, juz 5, hal. 569)

Berikut dalil-dalil yang mendasari argumen Ibnu Hajar tersebut. Pendapat yang mengatakan malam Lailatul Qadar pada tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

Baca Juga: Resep Bolu Pandan Teflon yang cocok untuk Ide Jualan Takjil Ramadhan

Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "Carilah lailatul qadar itu dalam malam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (Muttafaq ‘alaih)

Dikerucutkan oleh hadits berikut, Dari Aisyah ra pula, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Carilah lailatul qadar itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Atas dasar dua hadits di atas, Ibnu Hajar mengunggulkan pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Tepatnya pada malam-malam tanggal ganjil.

Berikutnya, pendapat yang mengatakan terjadi pada malam ke-23 bulan Ramadhan. Pendapat ini didukung oleh Imam Syafi’i. Dalam satu hadits dijelaskan, salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Unais bertanya perihal malam Lailatul Qadar:

Baca Juga: Kreasi Kue Kering Coklat, Resep Triple Chocolate Cookies Cocok Untuk Bisnis Kue Kering Lebaran 2023

“Wahai Rasulullah, kapankah kami bisa memperoleh malam penuh berkah ini?”
Rasulullah menjawab, “Carilah pada malam ini (malam 23 Ramadhan)”

Selanjutnya, pendapat yang mengatakan terjadi pada malam ke-27 bulan Ramdhan. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Landasan argumennya berdasarkan atsar Ubay bin Ka’ab berikut,

Dari Ubay bin Ka’ab: "Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadar) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menegakkan salat padanya, yaitu malam ke-27." (HR. Muslim)

Sementara pendapat yang mengatakan tidak menentu, dalam artian berpindah-pindah setiap tahunnya, bukan hanya tanggal 23 atau 27 saja, berdasarkan banyak riwayat. Di mana setiap riwayatnya ada yang mengatakan tanggal 21, 23, 27, dan 29.

Baca Juga: Bukan Pembawa Musibah, Perkutut yang Punya Ciri ini Justri Bagus Dipelihara, Ini Keistimewaanya

Karenanya, apa sebetulnya hikmah yang dirahasiakan malam Lailatul Qadar ini? Masih menurut Ibnu Hajar.

Dalam Fathul Bari-nya, ia menjelaskan, bahwa hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah supaya umat Islam bersungguh-sungguh dalam berusaha memperolehnya dengan kesungguhan ibadah.

Berbeda jika ditentukan pada tanggal sekian, khawatir kesungguhan ibadahnya hanya malam itu saja. (Lihat Fathul Bari, juz 5, hal. 155)***(Nurul Izzah Pantjita/Job Training)

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x