“Itu dari kemaksiatan yang mereka lakukan, kemudian Allah timpakan musibah di dalamnya,” ucapnya.
“Berapa banyak kampung-kampung yang telah (Allah) hancurkan karena kemaksiatan yang mereka (manusia) lakukan?” sambungnya.
Lebih lanjut, bencana alam yang terjadi di Indonesia memang tidak mengenal waktu. Baik malam atau siang, fenomena gempa bumi hingga erupsi gunung dapat terjadi kapan saja.
“Kemudian datang bencana di malam hari seperti yang terjadi pada kaum Nabi Luth, artinya bencana dapat diturunkan pada malam atau siang ketika manusia tengah bersenang-senang,” kata Buya Yahya.
Baca Juga: Sinopsis Link Streaming Preman Pensiun 7 Malam Ini: Otang Mau Keluar dari Terminal
Lantas bagaimana jika di dalam satu kampung terdapat orang-orang yang masih beriman namun tetap terkena musibah?
Menurut Buya Yahya, orang tersebut tidaklah terkena hukuman dari Allah, melainkan mendapat kemuliaan dengan disegerakan dicabut nyawa.
“Kalau ada satu kampung yang beriman terkena musibah, berbeda dengan kaum kafir yang terkena musibah,” tuturnya.
“Jika orang yang beriman terkena musibah, maka baginya adalah kemuliaan,” imbuhnya.
Di akhir ceramah singkatnya, Buya Yahya mengimbau untuk selalu menjaga diri dan keluarga dari berbagai macam kerusakan dan kemungkaran yang mampu merusak iman.