“Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Yakjuj dan Makjuj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,”
Para ulama sendiri berbeda pendapat terkait urutan terjadinya tanda-tanda kiamat.
Imam Al-Qurṭubi mengatakan, tanda-tanda kiamat besar yang disebutkan secara bersamaan dalam hadits-hadits di atas tidaklah berurutan.
Kepastian urutan terjadinya kiamat itu pun masih diperdebatkan bahkan sejak masa sahabat hingga saat ini, begitu juga waktu kejadiannya.
Ada yang menyebut bahwa sebagian sudah terjadi dan ada juga yang menyebutnya belum terjadi.
Kemudian terkait salah satu tanda kiamat yang disampaikan nabi yaitu kemunculan Yakjuj Makjuj, Allah SWT berfirman dalam surat Al Anbiya ayat 96 - 97 yang artinya:
“Hingga apabila (tembok) Yakjuj dan Makjuj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan (apabila) janji yang benar (hari berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang kafir terbelalaklah. (Mereka berkata): ‘Alangkah celakanya kami, sesungguhnya kami benar-benar lalai tentang ini, bahkan kami benar-benar orang-orang yang zhalim,” (Al-Anbiyaa’: 96-97)
Juga firman Allah yang menerangkan tentang dinding penghalang yang dibuat oleh Dzulqarnain untuk menghalangi gerak Yakjuj Makjuj.