MAPAY BANDUNG - Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada 10 bulan Muharram. Bagaimana niat dan tata caranya puasa Asyura?
Terdapat beberapa macam tingkatan niat, yang pertama yaitu dari hati ada yang disebut dengan “qashad”, yang kedua yaitu kita melihat wajib atau sunnahnya ibadah yang dilakukan atau yang disebut dengan “ta’arrudh”, yang ketiga ialah penyebutan nama ibadah yang kita lakukan yang disebut dengan “ta’yin”.
Dilansir MapayBandung.com dari NU Online, beberapa ulama mengatakan bahwa melakukan puasa sunnah seperti Asyura harus berniat mengingat bahwa itu puasa sunnah dan menyebutkan nama puasanya.
Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Asyura 10 Muharram, Yuk Kerjakan 19 Agustus Nanti Biar Dapat Pahala Berlimpah
Namun beberapa ulama yang lain mengatakan hal tersebut tidaklah wajib.
Hal ini dijelaskan oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami sebagai berikut.
وْلُهُ نَعَمْ بَحَثَ إلَخْ ) عِبَارَةُ الْمُغْنِي وَالنِّهَايَةِ وَالْأَسْنَى فَإِنْ قِيلَ قَالَ فِي الْمَجْمُوعِ هَكَذَا أَطْلَقَهُ الْأَصْحَابُ وَيَنْبَغِي اشْتِرَاطُ التَّعْيِينِ فِي الصَّوْمِ الرَّاتِبِ كَعَرَفَةَ وَعَاشُورَاءَ وَأَيَّامِ الْبِيضِ وَسِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ كَرَوَاتِبِ الصَّلَاةِ أُجِيبُ بِأَنَّ الصَّوْمَ فِي الْأَيَّامِ الْمَذْكُورَةِ مُنْصَرِفٌ إلَيْهَا بَلْ لَوْ نَوَى بِهِ غَيْرَهَا حَصَلَ أَيْضًا كَتَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ ؛ لِأَنَّ الْمَقْصُودَ وُجُودُ صَوْمٍ فِيهَا ا هـ زَادَ شَيْخُنَا وَبِهَذَا فَارَقَتْ رَوَاتِبَ الصَّلَوَاتِ ا ه
Artinya, “Perkataan ‘Tetapi mencari…’ merupakan ungkapan yang digunakan di Mughni, Nihayah, dan Asna. Bila ditanya, Imam An-Nawawi berkata di Al-Majmu‘, ‘Ini yang disebutkan secara mutlak oleh ulama Syafi’iyyah. Semestinya disyaratkan ta’yin (penyebutan nama puasa di niat) dalam puasa rawatib seperti puasa ‘Arafah, puasa Asyura, puasa bidh (13,14, 15 setiap bulan Hijriyah), dan puasa enam hari Syawwal seperti ta’yin dalam shalat rawatib’. Jawabnya, puasa pada hari-hari tersebut sudah diatur berdasarkan waktunya.
Namun terlepas dari pertikaian tersebut, untuk memantapkan hati, ulama menganjurkan kita untuk melafalkan niatnya, berikut lafal niat puasa Asyura.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.
Baca Juga: Dianggap Jilat Ludah Sendiri, Jerinx : Saya Percaya Covid, Tapi....
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”.
Puasa Asyura sendiri merupakan salah satu puasa yang sunah dikerjakan di 10 hari pertama bulan Muharram.
Jika kita berpuasa Asyura pada 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat.
Baca Juga: Mundur dari Pesantren Yayasan Az-Zikra, Alvin Faiz Beri Pesan Mengharukan untuk Larissa Chou
Puasa di bulan Muharram merupakan puasa paling utama setelah puasa Ramadhan.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
Berdasarkan hadits, puasa di 10 hari pertama bulan Muharram lebih utama untuk dikerjakan.
10 hari pertama Muharram itu termasuk di dalamnya hari Tasu’a (9 Muharram), hari ‘Asyura (10 Muharram)—dan tanggal 11 Muharram.***