2 Hal Ini Jadi Jawaban Soal Menghindari Amarah dan Emosi yang Meledak-ledak

1 April 2023, 19:45 WIB
Ilustrasi marah/Freepik /

MAPAY BANDUNG - Setiap dari kita pasti ingin semaksimal mungkin mendapatkan keberkahan dan keutamaan ramadhan.

Karenanya kita akan berusaha mengumpulkan pahala saat puasa Ramadhan dan menghindari hal-hal yang dapat mengurangi pahala tersebut. Salah satu yang dapat mengurangi pahala puasa adalah marah.

Maka dari itu kita harus menahan amarah dan menghindarinya, hal ini dianjurkan langsung oleh Nabi shallahu 'alaihi wa sallam. Dalam beberapa kesempatan, banyak sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada beliau untuk meminta nasihat. Salah satu nasihatnya adalah untuk menguasai diri agar tidak mudah marah.

Baca Juga: Rekomendasi Film Horror April 2023: Pelet Tali Pocong, Simak Sinopsis dan Jadwal Tayangnya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari).

Menahan amarah adalah akhlak mulia. Ketika seseorang menahan amarahnya, maka Allah akan membalasnya dengan menahan murka kepada hamba tersebut atas dosa yang ia lakukan.

Dalam salah satu khutbah penyuluh agama, Yudi Yansyah, ia menyebut sifat tidak mudah marah memiliki banyak akhlak mulia bagi siapapun yang melakukannya.

Baca Juga: Kreasi Sajian Melon Praktis, Resep Es Kuwut Melon Kelapa Untuk Ide Jualan Takjil Ramadhan 2023

"Tidak marah atau tidak mudah marah merupakan amalan yang di dalamnya terkandung banyak akhlak mulia. Seperti: Memiliki pribadi yang mulia. Tenang. Memiliki rasa malu. Rendah hati. Tidak menyakiti orang. Pemaaf. Pribadi yang hangat. Dan lain-lain. Sedangkan mudah marah mengumpulkan banyak kejelekan. Bahkan marah bisa menimbulkan dosa lain yang lebih besar. Seperti perkelahian sampai akhirnya terjadi pembunuhan".

Hendaknya lakukan 2 hal ini saat kamu sedang marah:

1. Berwudhu

Seperti dalam sebuah hadits;

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudh.” (HR. Ahmad).

2. Memaafkan

Tentu kita tidak akan membiarkan setan senang dan bahagia karena kita begitu mudah marah. Sudah selayaknya bagi kita menjauhi hal-hal yang buruk dan mudah memaafkan.Rasulullah bersabda:

وَمَا زَادَ اَللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا

“Tidaklah Allah menambahkan kepada orang yang mau memaafkan melainkan kemuliaan.” (HR. Muslim).

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kota Surabaya Hari Ini Jumat 31 Maret 2023

Dilansir MapayBandung.com dari website kementerian agama Jawa Barat, dikisahkan Rasulullah pernah diperlakukan kasar oleh seseorang. Kain di leher beliau ditarik hingga leher beliau memerah.

Ternyata orang tersebut meminta jatah zakat untuknya. Beliau tidak membentak orang tersebut. Dan memberi apa yang dia minta. Beliau tidak marah kalau pribadi beliau disakiti. Tapi kalau agama ini yang dihinakan barulah beliau marah.

Beliau pernah mengutuk orang-orang musyrikin. Saat itu orang-orang musyrik memerangi Rasulullah. Beliau menghadapi mereka sehingga menunda shalat ashar hingga menjelang maghrib.

Beliau kutuk orang-orang tersebut dengan mengatakan “Semoga Allah mengisi kuburan mereka dan rumah mereka dengan api neraka. Sebagaimana mereka telah menyibukkan kami dari shalat wushta hingga matahari terbenam” (HR. Bukhari).

Artinya, marah itu boleh dalam syariat Islam. Hanya saja marah pada tempat yang tepat. Rasulullah SAW marah terkait masalah agama dan memaafkan dalam masalah pribadi.*** (Nurul Izzah Pantjita/Job Training)

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler