Mengungkap Asal-usul Nama Sumedang, Kota Tahu yang Punya Sejarah Panjang

- 8 September 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi Sumedang Shammil
Ilustrasi Sumedang Shammil /Shammil Fachrial Suryapraja

MAPAY BANDUNG - Mengulik toponimi atau asal-usul nama daerah Sumedang jadi salah satu hal menarik. Sumedang yang dijuluki kota tahu, nyatanya memiliki sejarah yang panjang. Sumedang sudah berdiri sejak zaman kerajaan hingga saat ini. Kabupaten ini berdiri pada 22 April 1578 atau sudah berusia 445 tahun.

 

Dilansir MapayBandung.com dari Pikiran-Rakyat.com pada Jumat 8 September 2023, simak berikut sejarah, asal-usul nama, sampai letak geografis Kabupaten Sumedang.

Baca Juga: 5 Tempat Fun Activity untuk Liburan Keluarga di Bandung, No. 1 Paling Ikonik

Sejarah

Kabupaten Sumedang tidak dipisahkan dari Kerajaan Sumedang Larang. Kerajaan ini merupakan pecahan dari Kerajaan Sunda Pajajaran. Kerajaan Sunda runtuh setelah diserang pasukan Kerajaan Banten yang dipimpin oleh Maulana Yusuf pada 1597.

Kerajaan Tembong Agung adalah cikal bakal Kerajaan Sumedang Larang. Kerajaan Tembong Agung didirikan oleh Prabu Guru Aji Putih.

Mulanya, kerajaan tersebut terletak di Citembong Girang Kecamatan Ganeas Sumedang, kemudian dipindahkan ke Kampung Muhara Desa Leuwihideung (saat ini Kecamatan Darmaraja).

Prabu Guru Aji Putih berkuasa sekitar tahun 1500 sebelum akhirnya Keraton Galuh dipindahkan ke Pajajaran, Bogor.

Guru Aji merupakan putra dari Aria Bima Raksa atau dikenal dengan Resi Agung Senapati yang merupakan cucu dari Wretikandayun.

Setelah dia wafat, takhta kerajaan berpindah ke putra sulungnya Batara Tuntang Buana atau dikenal sebagai Tajimalela.

Baca Juga: Syarat dan Jadwal Pemeriksaan THT Gratis 18-20 September di Bandung, Daftar Online di Sini

Sebelum mendirikan Kerajaan Sumedang Larang, Batara Tuntang Buana melakukan perjalanan untuk mendalami elmu Kasumedangan yang terdiri dari 30 pasal.

Ia melewati berbagai pegunungan termasuk Gunung Merak, Gunung Pulosari, Gunung Puyuh, Gorowong, Ganea, Gunung Lingga, dan lainnya hingga menemukan tempat yang dirasa tepat yakni Gunung Mandala Sakti yang terletak di sekitar Situraja. Ia mempelajari elmu Kasumedangan hingga gunung tersebut terbelah dua.

Konon ia menyatukan kembali gunung tersebut dan memberinya nama Gunung Simpay.

Begitu ia mendalami ilmu tersebut, Batara Tuntang Buana memutuskan untuk mendirikan kerajaan baru daripada meneruskan kerajaan sang ayah. Kerajaan baru tersebut diberi nama Kerajaan Sumedang Larang di Tembong Agung.

Asal kata

Sumedang berasal dari perkataan Prabu Tajimalela yakni, "Insun medal, insun madangan". Perkataan itu artinya "aku lahir untuk memberikan penerangan". Perkataan itu konon keluar ketika dia sedang melakukan penobatan putra keduanya, Gajah Agung.

Pada hari penobatan, konon langit diterangi oleh cahaya melengkung menyerupai selendang selama tiga hari tiga malam sehingga ia mengucapkan kata-kata tersebut.

Sementara itu, secara etimologi, kata Sumedang berasal dari kata Su yang berarti bagus, Medang yang berarti luas, dan Larang yang memiliki arti jarang bandingannya. Dengan begitu, Sumedang Larang memiliki arti tanah bagus yang luas dan tidak ada bandingannya.

Baca Juga: Meski Rasanya Enak, 6 Makanan Ini Harus Dihindari Agar Tidak Terkena Asam Urat Kata dr. Saddam Ismail

Prabu Tajimalela menyerahkan takhtanya kepada sang putra karena ia ingin menyempurnakan ilmunya dan melakukan tapa brata.

Mulanya, ketiga putra Prabu Tajimalela menolak untuk menjadi raja. Namun, ia memberikan ujian kepada kedua putra kembarnya Prabu Gajah Agung dan Sunan Ulung.

Mereka melakukan perjanjian bahwa yang kalah harus menjadi raja dan berkuasa di Kerajaan Sumedang Larang.

Kemudian, Kerajaan Sumedang Larang menjadi penerus dari Kerajaan Sunda Pajajaran begitu kerajaan tersebut runtuh.

Wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedang menjadi semakin luas meliputi daerah di sebelah Timur dibatasi oleh Sungai Cipamali, sebelah Selatan dibatasi oleh Samudra Hindia, sebelah Barat dibatasi oleh Sungai Cipamungas (Cisadane), dan di sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa.

Periode kekuasaan Prabu Geusan Ulun merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah Tatar Sunda khususnya bagi Sumedang. Ketika Geusan Ulun dinobatkan menjadi raja, Kerajaan Sunda mengalami keruntuhan akibat serangan dari Kesultanan Banten.

Selain itu, Prabu Geusan Ulun menjadi raja terakhir yang menandai berakhirnya Kerajaan Sumedang Larang.

Prabu Geusan Ulun meninggal pada 5 November 1608. Sepeninggalnya, Kerajaan Sumedang Larang dibagi menjadi dua wilayah yang dipegang oleh Pangeran Rangga Gede dan Pangeran Suriadiwangsa.

Banyak negeri yang berada di bawah Kerajaan Sumedang Larang memisahkan diri sepeninggal Geusan Ulun.

Selanjutnya, di bawah pemerintahan Pangeran Rangga Gempol, Kerajaan Sumedang Larang menjadi bagian dari Kesultanan Mataram. Sultan Agung kemudian mengubah nama wilayah itu menjadi Priangan.

Banyak versi mengenai arti kata 'Priangan'. Salah satunya adalah versi yang menyebutkan Priangan yang berarti penyerahan diri dengan hati yang suci. Sementara itu, Kabupaten Sumedang dibentuk sebagai upaya perluasan wilayah oleh Sultan Agung.

Pada tahun 2022, Keraton Sumedang Larang ditetapkan sebagai pusat kebudayaan Sunda di Jawa Barat.

Baca Juga: Bukan Puncak Bogor, Ini Tempat Paling Dingin di Jawa Barat, Jadi Favorit Buat Healing

Geografis

 

Kabupaten Sumedang terdiri atas 26 kecamatan, 7 kelurahan, dan 270 desa. Sumedang, ibu kota kabupaten ini, terletak sekitar 45 km dari Kota Bandung. Sumedang dilintasi jalur utama Bandung - Cirebon.

Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di utara, Kabupaten Majalengka di timur, Kabupaten Garut di selatan, serta Kabupaten Subang, Bandung, dan Bandung Barat di barat.

Bagian Barat Daya wilayah Kabupaten Sumedang merupakan kawasan pengembangan Kota Bandung. Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Universitas Padjajaran (Unpad) berlokasi di Kecamatan Jatinangor.***

Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah