Kasus Covid-19 Melonjak, Garut Lakukan Pembatasan Namun Tak Seketat Seperti di Bandung

- 18 Juni 2021, 08:52 WIB
Bupati Garut Rudy Gunawan.
Bupati Garut Rudy Gunawan. /Dok Kabar Priangan/

MAPAY BANDUNG - Kasus covid-19 di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan. Oleh karenanya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut pun akan melakukan pembatasan.

Namun pembatasan ini, menurut Bupati Garut Rudy Gunawan, tidak akan seketat pembatasan di Bandung karena Garut masih berada di posisi zona oranye.

"Ada pembatasan lagi besok kita putuskan tapi karena kita masih zona orange, maka kita tidak ada pembatasan radikal seperti Kota Bandung, di Garut ini hanya 25% nah kalau ada di kita di zona merah, semua kegiatan termasuk perkawinan (dibatasi)," Ujar Bupati Garut saat diwawancarai awak media seusai melaksanakan silaturahmi dengan Kapolres baru, AKBP Wirdhanto Hadicaksono, di Ruang Pamengkang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis 17 Juni 2021 kemarin.

Baca Juga: Sistem Pendaftaran dan Vaksinasi Massal di Jabar akan Diperbaiki Agar Tak Ada Lagi Kerumunan

Kata Rudy, di Garut pesra pernikahan masih diperbolehkan. Hanya ada aturan yang harus dipatuhi.

Adapun aturan pernikahan di Garut adalah setiap acara pernikahan wajib dijaga ketat oleh personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan polisi, agar tidak terjadi pelanggaran protokol kesehatan di lokasi acara.

"Sekarang ini (resepsi) perkawinan boleh, tetapi akan dijaga ketat oleh Satpol PP dan polisi, tetapi kapasitasnya tidak boleh banyak kita akan kirimkan Satpol PP terutama ke WO (Wedding Organizer) disiplin, mohon disiplin jadi kalau seren sumeren (prosesi akad nikah) jangan terlalu lama," ucapnya.

Baca Juga: Data Terkini BOR Rumah Sakit di Jabar, Kabupaten Purwakarta Tertinggi Kota Bandung Urutan Ke-4

Rudy mengungkapkan salah satu alasan terjadinya lonjakan kasus di Garut, karena pihaknya banyak melakukan rapid test antigen di wilayah-wilayah yang terindikasi memiliki penyebaran yang cukup masif.

"Yang kedua memang kita ada peningkatan karena Garut jujur saya beli antigen aja 20 ribu jadi kami ingin misalnya sekarang kejadian di Cisompet, di Pakenjeng dan lain-lain kami melakukan proses antigen, kemarin hampir 400 lonjakannya itu termasuk beberapa Puskesmas karena kami diantigen, saya tidak mau mengambil risiko semua diantigen seperti itu," ungkapnya.

Ia menuturkan Pemkab Garut melakukan banyak rapid test antigen agar orang-orang yang positif Covid-19 namun tidak bergejala tidak berkeliaran dan merugikan orang lain setelah mengetahui hasil dari tes tersebut.

Baca Juga: Gara-Gara Charlie Puth Cuit Fk Uh di Twitter, Akun Unhas Makassar Ucapkan Selamat Datang Siap Bantu Cari Kosan

"Kita kan diminta mereka ada di rumah sebenarnya tau dia positif jadi dia harus memahami tidak boleh merugikan orang lain, jadi kalau tidak diantigen dia tidak tau OTG berjalan ke sana kesini berjalan-jalan, jujur lebih efektif (memperbanyak swab)." pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x