Cegah Stunting, Pemprov Jabar Sebar 50.000 Telur Ayam di Bandung Raya

- 31 Mei 2021, 10:11 WIB
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil /Dok. Humas Jabar

MAPAY BANDUNG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) membagikan 50.000 telur ayam untuk pemenuhan kebutuhan protein anak di lima kota-kabupaten Bandung Raya.

Dikutip dari laman Humas Jabar, saat ini ada 14 daerah di Jabar yang merupakan wilayah rawan stunting.

Lima daerah tang menjadi target saat ini adalah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Bandung Barat.

50.000 telur ayam tersebut terbagi ke dalam 5.000 paket. Masing-masing daerah mendapatkan 1.000 paket.

Baca Juga: Kiki Kinanti Tak Kabari Keluarga Saat Dirinya Perankan Serena di Preman Pensiun

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil mengungkapkan, meskipun catatan menunjukkan adanya penurunan angka stunting, upaya ini perlu secara konsisten dilakukan kabupaten-kota untuk menurunkan angka stunting di daerah.

Sebagai informasi, angka stunting di Jabar pada 2019 tercatat berada pada angka 31,1 dan saat ini sudah menurun menjadi 26,6.

Pembagian 50.000 telur ayam ini, kata Atalia, masuk kepada aspek pola makan, untuk pemenuhan kebutuhan protein yang harus terjaga.

Menurutnya, ada tiga aspek yang menjadi edukasi kepada masyarakat. Pola makan, pola asuh, dan pola sanitasi.

Istri Gubernur Jabar ini juga mengatakan, pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan bayi. Dimulai dari ibu hamil, melahirkan kemudian menyusui selama 6 bulan, kemudian diberikan makanan pendamping ASI dan penjaminan Mutu Pendidikan (PMP).

Baca Juga: Ada-Ada Saja! Mahasiswa ini Ikut Wisuda Online dengan Tema Avangers

“Jadi semuanya diberikan edukasi yang lengkap, supaya anak-anak ini tumbuh kembangnya bisa terpantau,” kata Atalia di Gedung Pakuan Kota Bandung Sabtu, 29 Mei 2021 lalu.

Untuk melakukan pemantauan dan pendataan, data ibu dan anak sudah harus terintegrasi dan terdigitalisasi.

Data tersebut juga harus terbuka dan transparan dan tidak ditutup-tutupi.

“Seperti di Sumedang, kemarin saya lihat datanya sudah baik sekali. Mereka punya e-Government (Sumedang Command Center) yang sangat mumpuni sehingga (data stunting) dapat diketahui by name by adress,” jelasnya.

Ia meminta daerah untuk memperkuat posyandu, dan kader-kadernya untuk mengedukasi masyarakat.

“Penggerakannya bisa dilakukan bersama dengan stakeholders karena jejaring di masyararakat itu banyak sekali termasuk karang taruna, teman-teman dari dinsos,” tembahnya.

Baca Juga: Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021 Diundur, Tak Jadi Dibuka Hari ini

Atalia menegaskan, masalah stunting merupakan persoalan pengetahuan masyarakat perihal kesehatan ibu dan anak, bukan hanya persoalan desa atau kota.

Terbukti di wilayah kota, kata Atalia, masih ditemukan kasus stunting.

“Ini lebih kepada pengetahuan keluarga dan kebiasaan yang diberikan keluarga,” pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Humas Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah